Bab 1. Pertemuan
" pagi tuan adrian" audy berjalan memasuki ruangan tuan adrian.
" pagi nona cantik" jawab adrian menyambut kedatangan audy dengan sebuah pelukan. Dan mencium pipi kanan dan kiri audy.
Adrian seorang bos besar di new york ia adalah ahli waris pertama dari perusahaan Ad Group. Banyak wanita cantik yang selalu menggodanya untuk menjadi pasangan hidupnya. Namun tak ada satu wanita yang bisa memikat hatinya sampai sekarang. Ia hanya mengira semua wanita hajya menginginkan hartanya bukan hati adrian. Sejak putus dengan kekasihnya dia tidak pernah jatuh cinta lagi dengan seorang wanita. Di dalam hatinya hanya ada satu nama yang selalu di ingat dalam fikirannya. Dia bersahabat karib dengan seoarang wanita bernama audy tidak hanya cantik.ia juga sekaligus desainer terkenal di kota new york. Usahanya berkembang pesat di landon dan sampai ke penjuru asia.
" lama tak jumpa apa sekarang kamu sudah punya pasangan" kata audy menggodanya dengan senyum manisnya.
Adrian tertawa mendengar ucapan audy.
" apa kamu lupa aku udah pernah bilang ke kamu, aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi. Karna semua wanita hanya menginginkan hartaku. Kecuali satu wanita itu yang pernah mengisi hatiku. Kebih baik bahas topik lain Dari pada kamu bahas soal pasangan. Sekarang kamu duduk dulu kita ngobrol tentang topik lain aja. Kita sudah lama tak jumpa sebaiknya kamu ceritain usahamu sekarang" ucap adrian.
Ia menggandeng tangan audy menuntunnya untuk duduk di sofa.
Dengan santainya mereka berdua saling berbicara satu sama lain, Dengan topik yang berbeda. Tak terasa waktu hampir 2 jam mereka berbincang.
" kayaknya sudah sore, aku pergi dulu ada urusan yang belum aku selesaikan di kantor. Lain kali aku akan datang lagi nemui sahabatku yang tampan ini" kata audy, memeluk pundak adrian dengan tangan kanannya.
" baiklah, kalau ada waktu luang aku akan berkunjung ke tempatmu.sekarang aku antarkan kamu sampai ke depan" ucap ardian.
"Baiklah tuan ardian" audy dengan senyum manisnya.
Audy segera berjalan keluar dari ruangan. Adrian berjalan di belakang audy dengan kedua tangan di dalam saku celananya. Ia berjalan dengan tegap di setiap langkahnya. semua penjuru ruangan menatap ke arah adrian.
" sore tuan" sapa salah satu pegawai yang berjalan melewatinya.
" sore juga" jawab adrian dengan senyum yang membuat semua wanita terkagum.
" baiklah sampai sini saja, sopir aku sudah ada di depan sana" kata audy menatap mata adrian.
Dengan tangan yang masih di dalam saku celananya badan berdiri tegap di depan kantornya. Ia berkata " baik. Hati hati " ucap adrian.
Audy berjalan pergi menuju mobilnya yang sudah menunggu di samping kantor adrian.
Sebelum membuka pintu mobil ia melambaikan tangannya ke adrian.
Adrian yang melihat audy melambaikan tangan di keluarkan tangan kanannya dari saku membalas lambaian tangan audy.
Dengan pandangan yang masih menatap ke arah mobil audy yang sudah melaju jauh di depannya. Ia masih tetap berdiri di depan kantor dengan menatap pemandangan jalan sekitar. Terlihat seorang wanita muda di ganggu oleh dua pria.
~○~
"Tolong..? Tolong aku.? " teriak wanita itu di ujung jalan.
Ia hanya melihat gadis itu dari depan gedung perusahaanya.
" ngapain juga aku perduliin gadis itu" ucapnya. Ia mulai membalikkan badan berjalan masuk ke kantor. Langkahnya terhenti dan mulai membalikkan badan berlari keluar menolong gadis itu.
" lepaskan dia" ucap adrian dengan menunjukkan jari pada ke dua pria itu.
" ada pria sok jagoan ternyata" ucap salah satu pria itu dengan lantang. Mulai di pukulnya adrian oleh ke dua pria itu. namun adrian bisa menepis semua pukulan yang di berikan ke dua pria itu. Tak butuh waktu lama adrian bisa merobohkan ke dua pria itu dengan mudah. Tanpa ada luka sedikitpun di tubuhnya.
" jangan pernah ganggu dia lagi, lebih baik sekarang kalian pergi dari hadapanku" ucap adrian dengan nada tinggi pada kedua pria itu. Dengan tangan yang membersihkan jas hitam yang membalut badannya.
Tanpa banyak bicara ke dua pria asing itu berdiri dan berlari pergi dari hadapan adrian.
Dengan ke dua tangan di masukkan ke dalam saku. Ia berkata "Mereka udah pergi, lebih baik kamu juga pergi dari sini" ucap adrian sinis tanpa melihat ataupun melirik wajah wanita itu.
" baiklah, terima kasih tuan" ucap gadis itu dengan membungkukkan badan ke arah adrian.
Tanpa menjawab adrian melangkahkan kaki pergi dari tempat kejadian itu.
Gadis itu hanya bisa melihat dia melangkah pergi di depannya. Ia hanya melihat punggung bidangnya dari belakang.
" dasar pria aneh" ucap wanita itu mulai membalikkan badan berjalan pergi dari tempat itu.
~●~
Wanita itu pergi ke tempat ia bekerja.
" maaf saya terlambat bos" ucap alice dengan membungkukkan badan ke arah bosnya.
" kamu sudah berkali kali terlambat, lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Di sini tidak membutuhkan karyawan seperti kamu lagi" teriak bos alice dengan tangan menunjuk arah keluar dari tokonya.
Alice hanya diam, tanpa menjawab ia melangkahkan kakinya pergi dari tempat ia bekerja selama ini. Dengan muka yang masih menunduk ia menyesali perbuatannya. Tiba tiba sontak ia kembali mengangkat kepalanya .
" kamu harus semngat alice gak boleh cengeng adik adik kamu sudah menunggu di rumah. Lagian juga aku masih punya kerjaan satu lagi." ucap alice dengan semangat yang mulai bangkit dari tubuhnya. Ia berlari menuju tempat ia bekerja selanjutnya di sebuah restoran makanan cepat saji.
" alice cepat sini ada pesanan cepat kamu antar" teriak bos alice
" baik" ucap alice dengan lantang.
Ia segera membawa pesanan itu ke alamat yang di kasih bos alice tadi.
Dengan naik montor dari tempat ia bekerja tak butuh waktu lama ia sampai di alamat tersebut. Ia berdiri di depan kantor dengan menatap suasana sekitar kantor itu.
" sepertinya aku pernah lihat kantor ini, (di tatap sekeliling kantor itu) lupain aja lebih baik aku segera masuk " ucap alice yang mulai berjalan masuk ke dalam kantor.
Ia memberanikan diri bertanya pada receptionis di depannya.
" maaf mbak ruangan tuan adrian di mana ya. Aku mau ngantar pesanannya" ucap alice
" ou iya kamu sudah di tunggu bapak adrian, kamu lurus aja ada lift kamu naik ke lantai 25" ucap receptionis itu.
" baik" alice segera menuju ke lift dan menuju lantai 25. Ia segera berlari mencari ruang tuan adrian.
" mungkin itu ruangannya" ucap alice berjalan menuju ruangan itu.
" tok tok.."
" masuk" ucap seseorang di dalam ruangan itu.
Tanpa menjawab alice segera masuk ke ruangan itu, di bukanya pintu perlahan terlihat seseorang dengan kedua kaki di atas meja dengan tangan yang memegang majalah
" letakkan di meja dan segera pergi" ucap pria itu.
" bentar apa kamu benar bapak adrian atau bukan ini pesanan makanan tuan adrian" ucap alice yang mencoba melirik ke pria di balik majalah itu.
Di tutupnya majalah itu membuat alice terkejut. Telihat sosok pria yang ia pernah ia lihat di depan matanya.
" udah aku bilang letakkan, masih gak denger ucapanku" ucap sosok pria itu yang ternyata adalah adrian.
Adrian mulai menurunkan kakinya dari atas meja dan beranjak berdiri melangkahkan kaki menuju ke tempat alice berdiri.
" apa kamu masih belom denger" bisik adrian di kuping kanan alice.
Alice hanya terdiam tak menyangka ia harus bertemu pria itu lagi.
" baiklah ini pesananmu, aku akan segera pergi" ucap alice menyodorkan pesanannya ke dada adrian. Ia langsung membalikkan badan mulai melangkahkan kaki pergi.
" tunggu" di pegangnya bahu kanan alice .
Ia sontak membalikkan badan dan manampar adrian..
" plakkk..." sebuah tangan mendarat di pipi kiri adrian.
" jangan berani menyentuhku" ucap alice menyodorkan tangannya ke muka adrian.
Adrian memegang pipinya yang mulai memerah akibat tamparan alice.
" apa yang kamu lakuin? Ini uang pesananku. Udah cepat pergi" ucap adrian.
Alice yang semula marah kini ia terdiam malu atas perbuatannya.
" maaf tuan.. maafin aku" ucap alice yang mencoba memenggang pipi adrian. Ia merasa versalah atas perbuatannya.
" jangan menyentuhku, cepat pergi dari sini aku akan segera telfon bos kamu untuk segera memecatmu dari kerjaan" ucap adrian. di tariknya tangan kanan alice keluar dari ruangannya.
" Brakk.. di tutupnya pintu dengan keras oleh adrian.
Alice yang berdiri di depan pintu sontak kaget mendengar kerasnya suara pintu itu.
" dasar cowok nyebelin, awas aja kamu ya. Lagian aku kan gak salah udah minta maaf kenapa malah ngusir aku" ucap alice di depan pintu ruangan adrian dengan mengepalkan tangannya ke arah pintu itu.
Semua karyawan menatap ke arah alive dengan tatapan sinis.
Alice yang menyadari segera pergi dari tempat itu.ia segera pergi dari kantor itu.
Ia mengendarai montor itu balik ke tempat ia bekerja.
" letakkan montor itu di tempatnya dan lebih baik kamu pergi, mulai sekarang kamu di pecat" ucap bos alice.
belom sempat ia menyopit helm yang masih ada di kepalanya. Ia harus mendengar ucapan yang mengejutkan dari bosnya.
" tunggu bos salah aku apa kenapa aku harus di pecat" ucap alice yang segera turun dari montor mengejar bosnya yang berjalan masuk ke restoran.
" kamu masih bilang salah kamu apa, apa yang kamu lakuin ke tuan adrian. Kamu tau gak dia siapa dia itu orang terkaya di kota ini kalau kamu cari gara gara sama dia bisa jadi dia akan segera menutup restoran ini" ucap bos alice dengan lantang,dan mulai berjalan pergi.
Alice hanya terdia di tempat ia berdiri.
" semua gara gara tu orang aku harus kehilangan dua kerjaan dalam 1 hari" ucap alice dengan mengepalkan tangannya.
Alice segera pergi dari restoran itu. Ia berjalan tanpa tujuan.
" sekarang aku harus gimana lagi aku pulang tapi aku gak bawa uang buwat adik adikku. Mereka makan apa nanti" ucap alice. Dengan menundukkan kepalanya.Di tendang kaleng yang ada di di bawah kakinya.
Prak...
" aduh"
" wah kena kepala orang lagi" ucap alice segera belari menuju orang itu.
" kamu gak papa kan. Maaf tadi aku gak sengaja " ucap alice
Seseorang itu mulai mulai membalikkan badan.
Ia terkejut siapa wanita yang nemdang kaleng mengenai kepalanya.
" kamu lagi, kenapa kamu selalu muncul di depanku. Kamu pasti sengaja ya nendang kaleng ini. Atau kamu mau balas dendam atas perbuatanku tadi. Atau mungkin kamu sudah di pecat ya dari kerjaanmu" ucap adrian dengan senyum sinis ke arah alice.
Suasana wmhati alice berubah ketika melihat wajah adrian. Ia tak merasa bersalah lagi telah nendang kaleng mengenai kepalanya justru kini ia marah atas perbuatannya. Dengan mata berkaca kaca tak sanggup nahan air mata ia berkata" sudah puas kamu bukin aku harus di pecat, aku sudah kehilangan dua pekerjaan ku segaligus. Mentang mentang kamu kaya punya segalanya. Seenaknya berbuat sewenang wenang pada orang seperti aku. Aku memang gadis miskin jangan seenaknya kamu menindasku seperti ini" ucap alice. Ia tak sanggup menahan air matanya lagi, alice yang sadar ia menangis segera berlari pergi ninggalin adrian .
Adrian hanya terdiam melihatnya tanpa berbicara sepatah kata pun.ia mencoba mencegah alice pergi namun tanganya tak bis menggapai alice yang sudah berlari pergi menjauh.
~○~
" hai anak anak kalian sudah makan " kata alice.
" kakak bawa makanan ini buwat kalian" ucap alice dengan membawa 1 makanan di tangannya.
" kenapa cuma satu kak " ucap salah satu adik alice.
Alice sontak terdiam mendengar ucapan adiknya.ia merasa bersalah pada adik dan ibunya terfikir di benaknya tentang kejadian tadi. Yang harus kehilangan dua pekerjaan sekaligus.
" ariel , andra makan dulu yang ada ya nanti kalau kakak punya uang pasti kakak belikan makanan yang banyak" ucap alice membelai lembut ke dua adiknya itu.
Alice adalah gadis biasa yang harus berjuang sendiri mencari uang.ia harus merawat ibu dan ke dua adiknya. Ia di buang orang tuanya sejak ia masih bayi. Dan ia di pungut seorang keluarga biasa yang mempunyai dua orang anak laki laki. Ia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Berbagai perkerjaan ia harus lakukan dalam sehari.Ibu angkatnya menderita penyakit lumpuh yang saat ini terbaring lemah di tempat tidur. Semenjak ibu angkatnya sakit Ayahnya angkatnya hanya mabuk mabukkan tiap hari tanpa bekerja. Kini ayahnya entah pergi kemana sejak ia masih duduk di bangku SMA ayah angkatnya pergi tak pernah kembali lagi ke rumah. Kini dia harus menghidupi adiknya dan ibunya yang sakit. Ia harus banting tulang agar adik adiknya bisa sekolah kembali.
To Be Continue
