RINDU
Mataku terdiam,
menatap ke atas.
Bayangan wajah itu tak bisa lepas begitu saja dari mataku.
Senyumnya..
Candanya..
Dan tawanya..
Masih membengkas jelas dalam ingatan memori di otak kecilku.
dan tak kunjung berpaut di telan rentang waktu yang terus memuai.
Sebuah kenangan terindah..
yang pernah kita jalani berdua..
Kini mulai terbayang menghantui setiap detik, setiap menit bahkan setiap hembusan napasku.
Senyumnya yang mengguncang hatiku,
cintanya yang pernah melumpuhkan hatiku,
sekarang..
Aku masih tidak menyangka..
Dia pergi.
Pergi dan pergi.
Kini dia pergi jauh.. dan semakin jauh dari pandanganku,
Tak bisa tergapai lagi oleh jemari tangan lentikku,..
Aku tersenyum.
dengan buliran kristal yang menetes membasahi pipiku.
Cinta yang dulunya aku banggakan,
Cinta yang dulunya aku puja.
kini hanya..
bersisa deraian rindu dan kasih syangnya yang masih membekas..
di lubuk hati yang paling dalam.
Rindu ini masih mengguncang hati yang telah retak,
karena luka yang telah ia berikan bertubi-tubi sekakan terus menuduk hatiku,
membunuhnya hatiku secara perlahan,
Begitu banyak luka yang aku terima..
tapi kenapa...
Kenapa..
Goresan namanya masih terukir jelas di jiwa ini.
Tak bisa pupus di dalamnya memori jiwa.
aku ingin bertieriak..
Menangis..
Menyendiri meratapi apa yang terjadi.
Aku ingin cerita..
Tapi pada siapa..
Dan aku hanya bisa memendam rindu ini..
Pada seorang yang tak pernah merindukanku.
By : Imas Gustina
