Chapter 17
Kring kring...
bel oulang sekolah pun sudah berbunyi.
Akhirnya selesai juga ujian sekolah hari ini. Ku pun mencoba menoleh ke arah ian, melihat dia masih tetap sama cueg sama aku. dia tak melihatku dari tadi.Ntah apa yang terjadi padanya tapi aku harus buwat dia kembali lagi seperti dulu.
Ku coba berdiri dan deketin dia memberanikan diri bertanya padanya.
"Hay ian hari ini gak ada acara kan mau gak kalau kita makan berdua" ujarku
Dia masih tetap diam tanpa menghiraukanku dan beranjak dari tempat duduknya. dia Menganggapku seperti tak ada dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelas tanpa sepatah kata apa pun. ntah Kenapa dia tak menoleh sedikitpun ke arahku.dia tak berani menatapku, apa sebenarnya salahku kenapa dia sampai begitu marah padaku.
"Hey ian, kita jadi pergi makan" kata sheila dengan mengandeng erat tangan ian
" ayo kita makan di tempat biasa dulu kita sering makan" ujar ian
aku hanya melihat mereka menahan sakit hati yang ku rasa. aku gak boleh nangis aku gak boleh cengeng. harus ingat kata brayen aku harus perjuangin cintaku jangan sampai aku nyerahin gitu aja cintaku ke sheila.siska yang berada di sampingku melihat apa yang terjadi dan mencoba menasehatiku.
"Key kenapa kamu masih aja coba deketin dia.kamu lihat itu, sekarang kamu tau kan dia sekarang gimana ke kamu" ujar siska
" aku harus tetap pertahanin cintaku ka masak aku nyerah gitu aja biarin sheila menang, kamu juga tau kan aku sayang banget sama ian dari kecil hingga sekarang perasaan itu masih sama gak ada yang berubah sedikitpun" ujarku
"Baiklah terserah kamu key, sekarang kita ayo pergi" ujar siska dengan menyeret tanganku keluar dari kelas.
"lebih baik kita pulang okke, atau kita pergi jalan jalan ilangin jenuh"ujar siska dengan tetap berjalan menggandeng tanganku.kita terus berjalan hingga tak menyadari seseorang datang menhampiri kami.
" kalian ada acara gak hari ini" ujar rayan yang berada tepat di depan kita
" eh rayan!! Gak ada kok cuma kita mau pergi makan kamu ikut ya" ujar siska dengan nada memaksa dia ikut makan.
Ya memang siska sepertinya punya rasa dengan rayan dari cara bicaranya dan tatapannya ke dia sejak pertama kenal semua pasti sudah tau. Sikap dia yang begitu baik dengan rayan tu beda dari seorang teman biasa.kalau aku ikut dengan mereka pasti jadi obat nyamuk mereka dong.
"Kalian pergi aja berdua aku gak ikut, lebih baik aku pulang aja dari pada ganggu kalian berduaan nanti" ujarku dengan mulai membalikkan badan dan melangkah pergi. Tiba tiba rayan menarik tanganku seakan membuat langkah kakiku terhenti . Ku menoleh ke arah rayan dan siska hanya diam melihatnya.
" kamu harus ikut aku mau berbicara sesuatu denganmu.ini penting soal hubungan mu dan ian" ujar brayen memaksa ku untuk ikut
"Iya lebih baik kamu ikut ya key, temenin aku. Ikut ya !! ikut ya !!" dengan menarik narik tanganku seperti anak kecil.
"Baiklah aku ikut dengan kalian" ujarku
~○~
Tak berapa lama kita pun mulai masuk ke dalam restoran.siska dan aku mulai memesan makanan dan minuman yang kita inginkan aku pun memesan beberapa porsi makanan dan 3 gelas minuman.rayan pun mengikuti pesanan kita apa.
"Kamu beneran rayan gak mau pesan makanan " ujar siska
" kalian aja yang pesan aku ikut aja menu kalian" ujar rayan
"Baiklah"ujar siska
" sambil nunggu makanan datang aku mau tanya sama kamu key, apa ada masalah sama hubunganmu dengan ian. Karena berhubung brayen sudah pindah ke landon aku berani bertemu kamu. Kamu juga pasti tau gak mudah aku bisa pergi sama kamu kalau ada ian dan brayen pasti akan menimbulkan salah paham pada mereka" ujar rayan
Aku pun hanya terdiam tanpa menjawab apa pun. Mau aku cerita tapi mungkin lebih baik aku diam dulu.
"Sebenarnya key tu lagi berantem sama key mungkin gara gara tu cewek. Sapa tu namanya yang ada di rumahmu" ujar siska
" ou sheila!! Dia memang suka ian dari kecil sejak ian pindah ke rumah kita kita bertiga juga sahabatan dengan sheila. Dulu brayen suka sama sheila namun sheila malah lebih memilih ian. Sering sheila ungkapin perasaanya ke ian namun ian selalu nolak karna alasan yang sama.dia masih menunggu seseorang.dan ternyata aku tau seseorang yang di tunggu adalah kamu teman kecil ian sebelum dia pindah". Ujar rayan
"Tapi kenapa mereka begitu akrab lebih dari seorang teman" ujarku
" dia memang begitu sama sheila dia sudah anggap sheila tu seperti saudaranya sendiri. Sheila begitu baik sama ian dan ian pun juga gitu. Hubungan mereka seakan seperti pacaran namun ian cuma anggap dia saudara melebihi saudara kandung. Aku dan brayen pun juga sama seperti itubke sheila namun sejak breyen di tolak sama sheila sifatnya dia ke sheila berubah dan sekarang hanya ian yang begitu dekat dengannya"ujar rayan
" kamu juga suka sama sheila ya" ujar siska yang duduk di sampingku terus mendengarkan kita ngobrol.
"Aku dulu waktu kecil memang sempat suka tapi semejak aku tau dia sangat mencintai ian jadi ya aku ngalah. namun brayen dulu tak begitu menerima kenyataan kalau sheila mencintai ian. tapi saat ini brayen juga sudah mulai menjauhi sheila.mungkin dia sudah sadar kalu cintanya dulu hanya cinta monyet dan sekarang malah dia jatuh cinta ke kamu dia baru ngrasain cinta yang sesungguhnya sejak kenal kamu. bisa di bilang kamu cinta pertamanya brayen yang sesungguhnya"ujar rayan
"Kisah cinta yang begitu rumit, memangnya cantik sheila atau aku si menurut kamu. Jawab jujur" ujar siska yang mematap tajam mata rayan.
Padahal mereka aja belom pacaran tapi ntah kenapa siska bertanya seakan dia sudah pacaran.
" kamu ni apa si aku lagi serius sekarang bicara soal hubungan sahabat kamu kalau kamu mau tanya soal itu nanti saja" ujar rayan dengan nada lembut agar siska bisa mengerti keadaanya.
" tapi ntah kenapa ian sekarang berubah sejak ada sheila, yang selalu di perhatikan selalu sheila.dia juga tak mencariku saat aku pergi dari rumahnya kemarin malah dia asyik dengan sheila" ujarku
" ian sebenarnya mencari kamu di mana mana tapi kecuali taman bunga karna dia sangat alergi bunga harusnya kamu kan tau itu.hanya brayen yang selalu ke taman bunga di saat dia sedih atu dia lagi sendiri. Ian tau kamu sama brayen di taman bunga ngobrol dengan serius dan tatapanmu ke brayen seakan kamu mendalami apa yang kamu bicarakan dengannya.kamu tau ian melihat dari cctv yang ada di sekitar rumah" ujar rayan
akupun hanya terdiam tak menjawab obrolan rayan dan melamun sendiri
Jadi dia cuek sama aku karna itu. Dia tau aku berduaan dengan brayen di taman.mungkin sekarang dia curiga padaku dan brayen.belum sempat aku menjawab obrolan rayan dua orang pelayan datang ke meja kita dengan membawa berbagai makanan pesanan kita.
"Permisi makananya sudah siap" ujar pelayan
" baik tauh aja di meja dan silahkan pergi nanti kalau ada tambahan lagi aku panggil kamu" ujar rayan.
Aku yang melihat semua pesananku sudah datang mulai melahap makanan tanpa menghiraukan siska dan rayan. Aku terlalu banyak pikiran sekarang perut aku sangat lapar lebih baik aku makan sepuasnya.
Siska dan rayan hanya melotot melihatku sangat lahap memakan semua hidangan di meja.
"Kamu gak papa key" ujar siska dengan tangannya memegang keningku mengecek aku sadar atau tidak.
"Aku gak papa, cuma aku lagi lapar sekarang.kalian jangan cuma lihatin aku makan lebih baik cepat makan keburu semua makan ini habis lo" ujarku sambil melahap makananku.
" apa dia lagi gak sadar ya makan seperti itu" ujar rayan berbisik pada siska
" mungkin dia terlalu banyak pikiran kayaknya, gak seperti biasa makan begitu banyak. Lebih baik kita makan aja" ujar siska membalas dengan berbisik pada rayan .
"Hah kenyang sekarang aku bisa mikir lagi tentang hubunganku dan ian.kalian terusin aja makan aku pulang duluan" ujarku yang sedang ngambil tas di sampingku dan berdiri dari tampat dudukku.aku pun masih sempat menghabiskan minumku dan melangkah pergi.
" kamu bawa mobilku aku pulang naik taksi" ujarku dengan berteriak pada mereka. Mereka yang terheran heran denganku hanya melihat aku pergi tanpa sepatah kata pun.
aku terus berjalan keluar dan menunggu sebuah taksi datang. namun tak menyangka aku melihat sosok yang begitu ku kenal.ku coba menatap mereka dengan teliti.
"ian!! sheila!!mereka gandengan tangan pergi ke restauran"
Kring kring...
bel oulang sekolah pun sudah berbunyi.
Akhirnya selesai juga ujian sekolah hari ini. Ku pun mencoba menoleh ke arah ian, melihat dia masih tetap sama cueg sama aku. dia tak melihatku dari tadi.Ntah apa yang terjadi padanya tapi aku harus buwat dia kembali lagi seperti dulu.
Ku coba berdiri dan deketin dia memberanikan diri bertanya padanya.
"Hay ian hari ini gak ada acara kan mau gak kalau kita makan berdua" ujarku
Dia masih tetap diam tanpa menghiraukanku dan beranjak dari tempat duduknya. dia Menganggapku seperti tak ada dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelas tanpa sepatah kata apa pun. ntah Kenapa dia tak menoleh sedikitpun ke arahku.dia tak berani menatapku, apa sebenarnya salahku kenapa dia sampai begitu marah padaku.
"Hey ian, kita jadi pergi makan" kata sheila dengan mengandeng erat tangan ian
" ayo kita makan di tempat biasa dulu kita sering makan" ujar ian
aku hanya melihat mereka menahan sakit hati yang ku rasa. aku gak boleh nangis aku gak boleh cengeng. harus ingat kata brayen aku harus perjuangin cintaku jangan sampai aku nyerahin gitu aja cintaku ke sheila.siska yang berada di sampingku melihat apa yang terjadi dan mencoba menasehatiku.
"Key kenapa kamu masih aja coba deketin dia.kamu lihat itu, sekarang kamu tau kan dia sekarang gimana ke kamu" ujar siska
" aku harus tetap pertahanin cintaku ka masak aku nyerah gitu aja biarin sheila menang, kamu juga tau kan aku sayang banget sama ian dari kecil hingga sekarang perasaan itu masih sama gak ada yang berubah sedikitpun" ujarku
"Baiklah terserah kamu key, sekarang kita ayo pergi" ujar siska dengan menyeret tanganku keluar dari kelas.
"lebih baik kita pulang okke, atau kita pergi jalan jalan ilangin jenuh"ujar siska dengan tetap berjalan menggandeng tanganku.kita terus berjalan hingga tak menyadari seseorang datang menhampiri kami.
" kalian ada acara gak hari ini" ujar rayan yang berada tepat di depan kita
" eh rayan!! Gak ada kok cuma kita mau pergi makan kamu ikut ya" ujar siska dengan nada memaksa dia ikut makan.
Ya memang siska sepertinya punya rasa dengan rayan dari cara bicaranya dan tatapannya ke dia sejak pertama kenal semua pasti sudah tau. Sikap dia yang begitu baik dengan rayan tu beda dari seorang teman biasa.kalau aku ikut dengan mereka pasti jadi obat nyamuk mereka dong.
"Kalian pergi aja berdua aku gak ikut, lebih baik aku pulang aja dari pada ganggu kalian berduaan nanti" ujarku dengan mulai membalikkan badan dan melangkah pergi. Tiba tiba rayan menarik tanganku seakan membuat langkah kakiku terhenti . Ku menoleh ke arah rayan dan siska hanya diam melihatnya.
" kamu harus ikut aku mau berbicara sesuatu denganmu.ini penting soal hubungan mu dan ian" ujar brayen memaksa ku untuk ikut
"Iya lebih baik kamu ikut ya key, temenin aku. Ikut ya !! ikut ya !!" dengan menarik narik tanganku seperti anak kecil.
"Baiklah aku ikut dengan kalian" ujarku
~○~
Tak berapa lama kita pun mulai masuk ke dalam restoran.siska dan aku mulai memesan makanan dan minuman yang kita inginkan aku pun memesan beberapa porsi makanan dan 3 gelas minuman.rayan pun mengikuti pesanan kita apa.
"Kamu beneran rayan gak mau pesan makanan " ujar siska
" kalian aja yang pesan aku ikut aja menu kalian" ujar rayan
"Baiklah"ujar siska
" sambil nunggu makanan datang aku mau tanya sama kamu key, apa ada masalah sama hubunganmu dengan ian. Karena berhubung brayen sudah pindah ke landon aku berani bertemu kamu. Kamu juga pasti tau gak mudah aku bisa pergi sama kamu kalau ada ian dan brayen pasti akan menimbulkan salah paham pada mereka" ujar rayan
Aku pun hanya terdiam tanpa menjawab apa pun. Mau aku cerita tapi mungkin lebih baik aku diam dulu.
"Sebenarnya key tu lagi berantem sama key mungkin gara gara tu cewek. Sapa tu namanya yang ada di rumahmu" ujar siska
" ou sheila!! Dia memang suka ian dari kecil sejak ian pindah ke rumah kita kita bertiga juga sahabatan dengan sheila. Dulu brayen suka sama sheila namun sheila malah lebih memilih ian. Sering sheila ungkapin perasaanya ke ian namun ian selalu nolak karna alasan yang sama.dia masih menunggu seseorang.dan ternyata aku tau seseorang yang di tunggu adalah kamu teman kecil ian sebelum dia pindah". Ujar rayan
"Tapi kenapa mereka begitu akrab lebih dari seorang teman" ujarku
" dia memang begitu sama sheila dia sudah anggap sheila tu seperti saudaranya sendiri. Sheila begitu baik sama ian dan ian pun juga gitu. Hubungan mereka seakan seperti pacaran namun ian cuma anggap dia saudara melebihi saudara kandung. Aku dan brayen pun juga sama seperti itubke sheila namun sejak breyen di tolak sama sheila sifatnya dia ke sheila berubah dan sekarang hanya ian yang begitu dekat dengannya"ujar rayan
" kamu juga suka sama sheila ya" ujar siska yang duduk di sampingku terus mendengarkan kita ngobrol.
"Aku dulu waktu kecil memang sempat suka tapi semejak aku tau dia sangat mencintai ian jadi ya aku ngalah. namun brayen dulu tak begitu menerima kenyataan kalau sheila mencintai ian. tapi saat ini brayen juga sudah mulai menjauhi sheila.mungkin dia sudah sadar kalu cintanya dulu hanya cinta monyet dan sekarang malah dia jatuh cinta ke kamu dia baru ngrasain cinta yang sesungguhnya sejak kenal kamu. bisa di bilang kamu cinta pertamanya brayen yang sesungguhnya"ujar rayan
"Kisah cinta yang begitu rumit, memangnya cantik sheila atau aku si menurut kamu. Jawab jujur" ujar siska yang mematap tajam mata rayan.
Padahal mereka aja belom pacaran tapi ntah kenapa siska bertanya seakan dia sudah pacaran.
" kamu ni apa si aku lagi serius sekarang bicara soal hubungan sahabat kamu kalau kamu mau tanya soal itu nanti saja" ujar rayan dengan nada lembut agar siska bisa mengerti keadaanya.
" tapi ntah kenapa ian sekarang berubah sejak ada sheila, yang selalu di perhatikan selalu sheila.dia juga tak mencariku saat aku pergi dari rumahnya kemarin malah dia asyik dengan sheila" ujarku
" ian sebenarnya mencari kamu di mana mana tapi kecuali taman bunga karna dia sangat alergi bunga harusnya kamu kan tau itu.hanya brayen yang selalu ke taman bunga di saat dia sedih atu dia lagi sendiri. Ian tau kamu sama brayen di taman bunga ngobrol dengan serius dan tatapanmu ke brayen seakan kamu mendalami apa yang kamu bicarakan dengannya.kamu tau ian melihat dari cctv yang ada di sekitar rumah" ujar rayan
akupun hanya terdiam tak menjawab obrolan rayan dan melamun sendiri
Jadi dia cuek sama aku karna itu. Dia tau aku berduaan dengan brayen di taman.mungkin sekarang dia curiga padaku dan brayen.belum sempat aku menjawab obrolan rayan dua orang pelayan datang ke meja kita dengan membawa berbagai makanan pesanan kita.
"Permisi makananya sudah siap" ujar pelayan
" baik tauh aja di meja dan silahkan pergi nanti kalau ada tambahan lagi aku panggil kamu" ujar rayan.
Aku yang melihat semua pesananku sudah datang mulai melahap makanan tanpa menghiraukan siska dan rayan. Aku terlalu banyak pikiran sekarang perut aku sangat lapar lebih baik aku makan sepuasnya.
Siska dan rayan hanya melotot melihatku sangat lahap memakan semua hidangan di meja.
"Kamu gak papa key" ujar siska dengan tangannya memegang keningku mengecek aku sadar atau tidak.
"Aku gak papa, cuma aku lagi lapar sekarang.kalian jangan cuma lihatin aku makan lebih baik cepat makan keburu semua makan ini habis lo" ujarku sambil melahap makananku.
" apa dia lagi gak sadar ya makan seperti itu" ujar rayan berbisik pada siska
" mungkin dia terlalu banyak pikiran kayaknya, gak seperti biasa makan begitu banyak. Lebih baik kita makan aja" ujar siska membalas dengan berbisik pada rayan .
"Hah kenyang sekarang aku bisa mikir lagi tentang hubunganku dan ian.kalian terusin aja makan aku pulang duluan" ujarku yang sedang ngambil tas di sampingku dan berdiri dari tampat dudukku.aku pun masih sempat menghabiskan minumku dan melangkah pergi.
" kamu bawa mobilku aku pulang naik taksi" ujarku dengan berteriak pada mereka. Mereka yang terheran heran denganku hanya melihat aku pergi tanpa sepatah kata pun.
aku terus berjalan keluar dan menunggu sebuah taksi datang. namun tak menyangka aku melihat sosok yang begitu ku kenal.ku coba menatap mereka dengan teliti.
"ian!! sheila!!mereka gandengan tangan pergi ke restauran"
To Be Continue
No comments:
Post a Comment