Chapter 21
Tokk..tokk...
"Non keyla!! Non siska!! Di tunggu nyonya di ruang makan" ujar pelayan yang berada di luar kamarku
" baik bii kami akan segera turun kok" ujarku berteriak di dalam ..
Kling..kling.. nada dering yang selalu temani hari hari siska.
" bentar key kamu turun duluan aja, aku mau angkat telfon". Ujar siska sambil meraih hp yang ada di meja kamarku, di bukanya hp itu. Suasana raut mukanya seakan berubah melihat siapa yang telfon.
" ya udah aku turun dulu, kamu selesaiin dulu tu hubunganmu sama rayan" ujarku tersenyum dan berlari turun dari kamar.
~○~
"Mama papa temben kalian mau bicara sama aku, pasti ada hal serius ya" ujarku
" kamu duduk dulu makan, nanti selesai makan baru kita bicarain apa yang mau mama papa omongin ke kamu" ujar mama
Papa yang duduk di samping mama pun hanya dia dan tersenyum melihatku. Ntah apa si yang mau di omongin bikin penasaran aja mereka.
" baiklah maa" ujarku
" lo teman kamu siska mana dia gak ikut makan juga" ujar papa yang dari tadi terdiam
" sini pa!!ma!! Aku bisikin, telinga kalian mendekat sini biar siska gak kedengeran nanti" ujarku
Papa mama menurut apa kataku kita berdekatan berbisik bisik seperti berembuk suatu hal.
" siska gak ikut makan dia lagi jelasin hubungannya dengan rayan adik ian.papa mama tau gak kalau siska tu sebenarnya suka sama ian tapi ke duanya gak berani ungkapin perasaanya masing masing" ujarku.
Terdengar suara langkah kaki yang turun dari tangga menuju ke meja makan.
" apa!! jadi mereka ada hubungan kabar baik dong kalian bisa saudaraan nanti" ujar mama dengan senangnya mendengar kabar itu. Tiba tiba gadis bermata sipit berkulit putih iyu muncul.
" kalian sedang bicarain aku ya" ujar siska yang berjalan mendekat ke meja makan, di tarik kursi ke belakang dan duduk dengan santainya. Orang tuaku kembali duduk ke semula dan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan siska. " eh siska kamu sudah turun, cepat kita ayo makan " ujar papaku yang mulai ambil nasi di taruh piringnya.
" oya om tante nanti aku mau keluar sebentar gak papa kan" ujar siska bertanya penuh ragu.
" gak papa asal kamu keluar sama rayan sekaligus dia suruh jemput kamu, dan jangan pulang malam malam gak baik anak perempuan pulang malam jangan seperti keyla bandel banget kalau di bilangin" kata mamaku pada siska. Mamaku yang duduk di depanku melirik ke arahku. Ku kerutkan dahiku dengan berkata." ya mama kan aku keluar malam juga sama ian ma" ujarku.
" iya tapi kalian kan belum menikah key, kalau kamu gak nurut apa kata mama. Mama gak akan ngizinin kamu ketemu ian lagi" ujar mamaku yang mulai mengancam aku.
" ya mama. Baiklah" ujarku. Ku kerutkan bibir mungilku yang dengan sangat terpaksa harus nuruti apa kata mama.
Siska yang duduk di sampingku tersenyum melihatku.
" udah kalian cepat makan.keburu makananya dingin" ujar papa
" baiklah" ujar aku dan siska.
Kami pun langsung menyantap makanan yang ada.siska yang mau keluar pun makan dengan sangat buru buru. Seperti di kejar anjing aja, tu kalau makan.
" pelan pelan ka. Gak boleh makan seperti itu anak perempuan, kalau rayan datang pasti nunggu kamu tenang aja" ujar papaku pada siska
" iya maaf om" ujar siska dengan tersenyum malu
" ingat kalian masih muda jangan terlalu berlebihan karna cinta. Itu gak baik bagi masa depan kalian" ujar mamaku
Tak berapa lama cowok putih tinggi berambut hitam pekat itu pun datang.
"Non siska di tunggu tuan muda rayan di ruang tamu" ujar pelayanku
" suruh dia masuk dulu bi biar gabung makan sama kita" ujar papaku
" baik tuan" ujar pelayanku dan langsung pergi temui rayan di ruang tamu.
~○~
Cowok tinggi, putih dan berambut hitam pekat itu mulai datang ke ruang makan
"Permisi om tante" ujar rayan
Dia berjalan menuju tampat duduk papaku mencium tanganya. Dan berjalan menuju mamaku dan mencium tanganya.
"Kamu sopan banget ya rayan" ujar papaku
" biasa aja kok om" ujar rayan dengan tersenyum pada papaku.
"Sampai kapan kamu berdiri terus. Udah kamu duduk aja dulu cicipi makanan di rumahku" ujarku pada rayan
Siska yang duduk di sampingku hanya menatap malu rayan.
-sepertinya tatapan itu penuh cinta,melihat mereka seperti itu jadi ke ingat ian. Nanti aku hubungin dia deh- (dalam hati)
" baiklah kaka ipar" ujar rayan padaku tanpa rasa malu. Di ambilnya minum yang ada di meja tanpa mengambil makanan dan dia buru buru pergi lagi.
~○~
" Om tante aku izin bawa siska pergi dulu ya nanyi keburu malem" ujar rayan dengan nada lembut pada orang tuaku
" baik jangan pulang malam ya rayan dan jaga siska baik baik, meski dia sahabatnya keyla tapi dia sudah aku anggap seperti anak kita sendiri " ujar mamaku pada rayan.
" baik tante" ujar rayan
" oya kaka ipar jangan iri ya sama kita" ujar rayan sambil tersenyum menggodaku
"Om !!tante siska pamit dulu ya" ujar siska
" iya kalian hati hati ya" ujar papaku pada siska dan rayan
" bye ..bye .. key aku pergi, (dengan tersenyum melirikku)makanya cepat sebuh biar bisa keluar sama ian" ujar siska sambil melambaikan tangan padaku.
Ich awas aja siska ya...!!! Ku kerutkan bibir mungilku. Orang tuaku hanya tersenyum tipis melihat tingkahku .mereka melangkah meninggalkan rumah terdengar suara mobil yang sudah mulai pergi.
~○~
Prov siska
"Kita mau ke mana sekarang" ujarku
" aku mau ajak kamu ke suatu tempat" jawab rayan
Tak butuh waktu lama mobil pun berhenti di tempat yang begitu asing bagiku. Mungkin karna aku baru di kota ini.
"Di sini rame banget banyak banget yang jual pernak pernik " ujarku yang senang melihat suasana di sekitar. Tiba tiba naluri belanjaku keluar aku pun segera turun dari mobil dan menuju pasar tersebut.
-Aku harus cari barang atik yang bagus aku hadiahkan ke orang tuaku sudah lama gak pernah ketemu mereka, gimana ya kabar mereka ?-
Rayan yang berjslsn di belakangku hanya tersenyum melihatku berlari menuju pasar. Berbagai pernak pernik terpajang rapi di depan . Banyak barang atik, tas unik dan masih banyak lagi membuat mataku berkilau melihatnya.
-tapi kenapa dia tau kalau aku suka barang barang unik ya. Apa mungkin kebetulan aja dia bawa aku ke sini.
Ku lihat rayan yang berjalan di belakangku mengikuti setiap langkahku pergi. Aku yang terus melihat tak henti henti menuju suatu toko ke toko lain. Ku yang mulai tertarik membeli tas rajut yang unik di depan mataku.mulai ku dekati dan mencoba tanya harga ke penjual."Bu ini berapa harganya " tanyaku pada penjual yang ada di depanku.
" 200 ribu non" jawab penjual tas itu.
" baik aku ambil ini bu, ini uangnya" jawabku sambil menyodorkan uang ke ibu penjual itu. Namun rayan tiba tiba datang di belakangku dan menyodorkan uangnya ke penjual itu.
" kamu simpan aja uangmu, biar aku yang bayar. Kamu belanja aja sepuasmu " ujar rayan yang masih menggenggam tanganku.
" ini tuan tasnya" ujar pejual itu pada rayan
"Makasih bu" ujar rayan dengan tersenyum ramah pada penjual itu.
"Kalian pasangan muda yang sangat serasi" ujar ibu penjual itu pada kita. Aku dan rayan hanya tersenyum malu pada ibu itu dan melangkahkan kakiku pergi menuju ke tempat lain.rayan dari tadi terus berjalan di belakangku. Ku coba menoleh ke belakang melihat dia. Betapa terkejutnya aku langkah kakinya terhenti di depan anak penjual bunga. Ku berbalik dan melangkahkan kakiku menghampirinya.
Dengan senyum lembut dia membungkukkan badan dan bertanya padanya." Berapa ini satu tangkai bunga" ujar rayan
Anak itu yang senang ada yang beli bunganya pun tersenyum gembira sambil menjawab."1 tangkai 10 ribu kak, kakak mau beli berapa?" jawab anak itu dengan menyodorkan 1 tangkai bunga ke rayan.
"Aku beli semuanya ya,aku kasih uang 300 ribu kalau masih kurang kamu bilang" ujar rayan
" makasih kak ini malah lebih tapi aku gak punya kembalian, karna baru kakak pembeli pertama bunga ku" ujar anak itu dengan menekuk mukanya. Terlihat muka yang bersedih.
" adik udah jangan sedih ya kembaliannya kamu ambil aja buwat kamu, dan sekarang kamu cepat pulang sudah malam. Anak kecil seperti kamu harusnya jam segini belajar di rumah" ujar rayan dengan memegang pundak anak itu.
aku pun membungkukkan badanku ke arah anak kecil itu sambil berkata." iya kamu jangan sedih lagi ya, harus tetap semangat.ini kakak ada sedikit uang buat kamu, di ambil ya!? Buat usaha kamu di rumah jangan lagi jualan keluar rumah malam malam gini" ujarku dengan menaruh sejumlah uang di tempat bunga yang sudah kosong itu. Ku peluk anak kecil itu ntah kenapa melihat anak kecil itu membuatku teringat adikku di rumah.
"Tapi kak!!" Jawab anak itu
" udah gak papa kamu bawa ya" ujarku dengan tersenyum lembut pada anak itu.
" kamu cepat pulang kan sekarang dagangan kamu udah habis" ujar rayan
" baik kak, makasih" jawab anak itu tersenyum gembira dan berlari pergi sambil melambaikan tangan ke arah kita. Terlihat wajah yang sangat gembira terpapang padanya.
To Be Continue
No comments:
Post a Comment