"Udah tu makan, bukannya dulu waktu kamu kecil suka banget kan sama es cream. Dan kamu inget gak gara gara es cream itu kita betemu. Kita bertemu di toko es cream saat sama sama beli dan hanya ada satu es cream yang tersisa. Dan Kamu merebut es creamku dan lari gitu aja" ujar ian
Aku yang membayangkan kejadian waktu kecil itu terasa malu di buatnya. Tak sadar aku senyum sendiri memikirkan kejadian waktu kecil itu.
Ian melambaikan tangan ke mukaku.
" hey key kamu gak papa kan" ujar ian
" iya aku gak papa kok, emang aku kenapa" ujarku.
" tadi kamu senyum senyum sendiri" ujar ian
" oya bukannya kamu dulu nangis ya, minta es cream itu akhirnya aku harus rela membagi es cream itu dan akhirnya kita terpaksa makan es cream itu berdua. Melihat kamu merengek waktu kecil lucu banget makannya kenapa aku senyum senyum sendiri"
~○~
Mereka berdua terbuai dengan angan masa lalu. Hingga hampir satu jam mereka saling bercerita kenangan kecil.
"Oya es nya cair kamu si ngajak ngobrol terus" ujar keyla
Ian memanggil salah satu pelayan yang berdiri agak jauh dari tempatku makan.
" pelayan sini aku pesan es cream lagi rasa vanila campur coklat ya bikin porsi agak besar" ujar ian
" baik tuan" ujar pelayan itu.
"Kamu disini dulu aku mau memainkan sebuah lagu dari biola ini untukmu"
Ian beranjak berdiri dari temoat duduknya di ambil biola yang berada di sampingnya. Perlahan dia mulai memainkan biola dengan irama sangat indah membuatku terbuai dalam alunan musiknya.
Dia terus memainkan biola dengan sangat mahir. "Entah sejak kapan dia bisa bermain bioala ya bukannya dia dulu suka main gitar" ujarku (dalam hati).
" kenapa kamu diem gak suka ya lihat ku main biola" ujar ian menghentikan irama biolanya.
" hemz suka kok suka banget malah, sekarang kamu tambah hebat " ujarku sambil ku pasang wajah imut ku dengan tersenyum lembut padanya.
" kamu bohong kan, jujur aja ada yang mau kamu tanyain kan ke aku" ujar ian kembali duduk di depanku. Di tarik ke dua tanganku di atas meja. Di pegang erat ke dua tanganku sambil berkata .
" jangan ada rahasia di antara kita" ujar ian menatap ke dua mataku.
Ku hanya terdiam melihatnya,
" maaf pesanannya tuan" ujar pelayan wanita di samping ian.
" baik taruh aja" ujar ian tanpa menoleh ke arah pelayan. Pelayan itu mulai pergi ninggalin kita berdua.
Ku lepaskan pegangan tangan ian. Ku ambil sendok di depanku mulai ku suapin ian dengan sesendok es cream.ian hanya terdiam menerima suapanku.
" kenapa gak kamu yang makan duluan bukannya ini rasa kesukaanmu kan" ujar ian
Belum sempat aku menjawab ian giliran suapin aku.
Kringg...
Bunyi hp kesayanganku yang selalu temani hafiku.
Mulai ku ambil yang ada di tas yang masih ada di pinggangku.
" hallo.."
" key.......!!" Teriak siska di balik hp itu.
" kamu di mana? Kenapa kamu pergi gak bilang ke aku? Cepat buruan beri tau aku kamu kemana aku akan jemput kamu sama rayan" ujar siska
" aku masih makan di kota C bentar lagi aku akan kasih tau kamu aku di mana, aku kirim alamatnya lewat sms aja ya" ujar ku
" baik buruan kirim alamatnya, kamu tega senang senang sendiri tanpa ngajak sahabatmu" ujar siska.
" iya iya... " segera ku tutup telfonya.
~○~
" siapa ? Siska ya apa dia mau kesini" ujar ian
" iya, benatr lagi dia segera datang sekarang lebih baik kita pergi, aku udah kenyang sekarang" ujarku yang mulai beranjak dari tempat dudukku.
" baiklah ayo, sekarang aku mau kuta pegi ke tengah kota, kita tunggu siska sama rayan di sana"
" baiklah " ujarku
Ian pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan uang di atas meja.
" pelayan sini" ujar ian
" iya tuan" ujar salah satu pelayan yang berjalan mendekat.
" ini uang buat kalian, terima kasih sudah bantu aku siapin ini semua. Dan di meja itu uang buwat bayar semua makanan yang aku pesan" ujar ian.
Ian menggandeng tanganku pergi dar restoran itu. Kita terus berjalan menuju tengah kota, Terlihat anak kecil yang menangis sendirian di taman. Melihat anak itu mengingatkakku pada masa kecilku, saat menangis sendiri di taman bermain. Ku lepaskan tangan ian,Segera ku hampiri adik kecil itu.
" hei kamu kenapa menangis sendiri, kemana orang tuamu" tanyaku pada anak kecil itu dengan membelai rambutnya.
"Hu..hu.hu..hu..."(tangis anak itu)
" kakak... !!!" Di peluknya tubuhku aleh anak kecil itu.
Ian yang mengetahui segera mendekat ke arahku dan anak kecil itu.di bungkukkan badanya dengan berkata." Adeg kamu kenapa ada masalah cerita sama kakak.mungkin kakak bisa bantu kamu" ujar ian membelai anak itu.
di lepaskan pelukannya dari badanku. " kakak aku tersesat, aku gak tau orang tuaku di mana. Aku takut kak disini sendiri. Kakak mau temani aku sambil nunggu orang tuaku" ujar anak itu.
Dengan terpaksa aku mengiyakan ucapan anak kecil itu.
Aku yang membayangkan kejadian waktu kecil itu terasa malu di buatnya. Tak sadar aku senyum sendiri memikirkan kejadian waktu kecil itu.
Ian melambaikan tangan ke mukaku.
" hey key kamu gak papa kan" ujar ian
" iya aku gak papa kok, emang aku kenapa" ujarku.
" tadi kamu senyum senyum sendiri" ujar ian
" oya bukannya kamu dulu nangis ya, minta es cream itu akhirnya aku harus rela membagi es cream itu dan akhirnya kita terpaksa makan es cream itu berdua. Melihat kamu merengek waktu kecil lucu banget makannya kenapa aku senyum senyum sendiri"
~○~
Mereka berdua terbuai dengan angan masa lalu. Hingga hampir satu jam mereka saling bercerita kenangan kecil.
"Oya es nya cair kamu si ngajak ngobrol terus" ujar keyla
Ian memanggil salah satu pelayan yang berdiri agak jauh dari tempatku makan.
" pelayan sini aku pesan es cream lagi rasa vanila campur coklat ya bikin porsi agak besar" ujar ian
" baik tuan" ujar pelayan itu.
"Kamu disini dulu aku mau memainkan sebuah lagu dari biola ini untukmu"
Ian beranjak berdiri dari temoat duduknya di ambil biola yang berada di sampingnya. Perlahan dia mulai memainkan biola dengan irama sangat indah membuatku terbuai dalam alunan musiknya.
Dia terus memainkan biola dengan sangat mahir. "Entah sejak kapan dia bisa bermain bioala ya bukannya dia dulu suka main gitar" ujarku (dalam hati).
" kenapa kamu diem gak suka ya lihat ku main biola" ujar ian menghentikan irama biolanya.
" hemz suka kok suka banget malah, sekarang kamu tambah hebat " ujarku sambil ku pasang wajah imut ku dengan tersenyum lembut padanya.
" kamu bohong kan, jujur aja ada yang mau kamu tanyain kan ke aku" ujar ian kembali duduk di depanku. Di tarik ke dua tanganku di atas meja. Di pegang erat ke dua tanganku sambil berkata .
" jangan ada rahasia di antara kita" ujar ian menatap ke dua mataku.
Ku hanya terdiam melihatnya,
" maaf pesanannya tuan" ujar pelayan wanita di samping ian.
" baik taruh aja" ujar ian tanpa menoleh ke arah pelayan. Pelayan itu mulai pergi ninggalin kita berdua.
Ku lepaskan pegangan tangan ian. Ku ambil sendok di depanku mulai ku suapin ian dengan sesendok es cream.ian hanya terdiam menerima suapanku.
" kenapa gak kamu yang makan duluan bukannya ini rasa kesukaanmu kan" ujar ian
Belum sempat aku menjawab ian giliran suapin aku.
Kringg...
Bunyi hp kesayanganku yang selalu temani hafiku.
Mulai ku ambil yang ada di tas yang masih ada di pinggangku.
" hallo.."
" key.......!!" Teriak siska di balik hp itu.
" kamu di mana? Kenapa kamu pergi gak bilang ke aku? Cepat buruan beri tau aku kamu kemana aku akan jemput kamu sama rayan" ujar siska
" aku masih makan di kota C bentar lagi aku akan kasih tau kamu aku di mana, aku kirim alamatnya lewat sms aja ya" ujar ku
" baik buruan kirim alamatnya, kamu tega senang senang sendiri tanpa ngajak sahabatmu" ujar siska.
" iya iya... " segera ku tutup telfonya.
~○~
" siapa ? Siska ya apa dia mau kesini" ujar ian
" iya, benatr lagi dia segera datang sekarang lebih baik kita pergi, aku udah kenyang sekarang" ujarku yang mulai beranjak dari tempat dudukku.
" baiklah ayo, sekarang aku mau kuta pegi ke tengah kota, kita tunggu siska sama rayan di sana"
" baiklah " ujarku
Ian pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan uang di atas meja.
" pelayan sini" ujar ian
" iya tuan" ujar salah satu pelayan yang berjalan mendekat.
" ini uang buat kalian, terima kasih sudah bantu aku siapin ini semua. Dan di meja itu uang buwat bayar semua makanan yang aku pesan" ujar ian.
Ian menggandeng tanganku pergi dar restoran itu. Kita terus berjalan menuju tengah kota, Terlihat anak kecil yang menangis sendirian di taman. Melihat anak itu mengingatkakku pada masa kecilku, saat menangis sendiri di taman bermain. Ku lepaskan tangan ian,Segera ku hampiri adik kecil itu.
" hei kamu kenapa menangis sendiri, kemana orang tuamu" tanyaku pada anak kecil itu dengan membelai rambutnya.
"Hu..hu.hu..hu..."(tangis anak itu)
" kakak... !!!" Di peluknya tubuhku aleh anak kecil itu.
Ian yang mengetahui segera mendekat ke arahku dan anak kecil itu.di bungkukkan badanya dengan berkata." Adeg kamu kenapa ada masalah cerita sama kakak.mungkin kakak bisa bantu kamu" ujar ian membelai anak itu.
di lepaskan pelukannya dari badanku. " kakak aku tersesat, aku gak tau orang tuaku di mana. Aku takut kak disini sendiri. Kakak mau temani aku sambil nunggu orang tuaku" ujar anak itu.
Dengan terpaksa aku mengiyakan ucapan anak kecil itu.
To Be Continue
No comments:
Post a Comment