Chapter 23
Langit yang semula cerah mulai mendung dan menutup semua bintang yang ada di langit.terlihat sheila jauh di seberang jalan berteduh di sebuah teras toko.di sisi lain ian yang masih memelukku erat, berkata
"kamu percaya sama aku, aku gak akan hianati kamu key. Gak ada yang lain dihati ini. Apa yang kamu lihat tadi gak seperti kenyataannya. Sheila menciumku karna dia akan berjanji pergi dari sini dan gak akan ganngu hubungsn kita lagi. Kita akan bahagia lagi key tanpa ada yang akan mengganggu hubungan kita lagi".
Aku hanya terdiam membalas pelukan ian. Tetesan hujan tiba tiba turun . Berdiri di tengah guyuran hujan yang sangat lebat. Ku lepaskan pelukan erat ian,Tanpa fikir panjang ku pegang ke dua pipi ian dengan ke dua tanganku , kedua kaki jinjit,ku cium lembut bibir mungil ian di tengah guyuran hujan. Dengan penuh perasaan ku coba hilangkan bekas ciuman sheila di bibirnya aku gak mau ada bekas bibir wanita lain di bibirmu.ciuman di tengah guyuran hujan ini akan menghilangkan bekas bibirnya Agar kamu tak akan mengingat kejadian tadi lagi ian (dalam hati). Ian yang menerima ciumanku memegang pinggangku erat. Hati yang semula penuh dengan amarah seakan rontok bersama hujan. Ku lepaskan ciumanku ku peluk tubuh tinggi ian, dengan meneteskan air mata, ku berkata.
" aku mungkin sekarang bisa memahami kamu, tapi jangan harap aku akan memahamimu untuk yang ke dua kali. Jagalah kepercayaanku jangan kau hianati lagi".ku lepaskan pelukakanku, ku palingkan badanku mulai langkahkan kakiku pergi. " jangan pergi" di tarik tangan kiriku membuat langkah kakiku terhenti.
Dia berjalan mendekat memeluk tubuh mungilku dari belakang, dengan berkata " ku mohon jangan pergi key tetaplah disini temani aku sebentar". Ku coba melepaskan pelukan erat ian dari tubuhku. Dia tetap memelukku erat" biarkan seperti ini aku ingin selalu seperti ini ".
" hujan ini jadi saksi bisu kecewanya hatiku, sekarang aku bisa maafin kamu tapi kalau hubungan kita biar waktu yang menjawab" ujarku masih meneteskan air mata di tengah guyurunan hujan. Mulai lepaskankan ke dua tangannya dari pinggang ku, tanpa berbalik melihatnya ku langkahkan kakiku pergi . Ian hanya melihatku pergi, air mata yang tiba tiba keluar dari matanya dengan basuhan hujan membasihi.langkahku semakin jauh dan jauh " aku akan mengujimu ian seberapa besar cintamu ke aku, seberapa setianya hatimu padaku, maafkan aku sepertinya aku harus pergi jaga hatimu jika kamu memang benar benar sayang denganku" (dalam hati).
Sheila yang masih melihat kita dari kejauhan berlari melewati guyuran hujan mendekati ian. Di peluk erat tubuh ian dengan mata yang terus meneteskan air mata. Ku tengok ke belakang melihatnya. Ku balikkan badanku dan tersenyum melihat mereka. Ku terus melangkah dengan tatapan kosong berjalan di jalan raya. Terlihat siska dan rayan berteduh di halte seberang jalan,menatap ke arahku yang sedang berjalan di tengah guyuran hujan dengan tatapan kosong ku terus berjalan.
ku tak sadar sudah berapa banyak klakson mobil berbunyi. siska yang mengetaui ku menangis dengan pandangan kosong berlari mendekatiku " key kamu gak papa kan?" Aku hanya terdiam dengan tatapan kosong " key !!( dengan menyentuh ke dua pipiku). kamu kenapa apa kamu melihat ian dan siska jawab key, jangan seperti ini".
Air mata ku tak tertahan lagi ku peluk erat siska. Rayan yang mengetaui keadaanku, berkata "Kalian di sini aku mau pergi temui ian, siska bawa keyla dulu aku nanti bisa pulang sendiri " ujar rayan belum sempat siska menjawab rayan pun pergi mencari ian.
" kita pulang ya biar aku yang nyetir mobil" dengan berjalan menuju mobilku ku alurkan tangan kananku di pundak siska, ku sandarkan kepalku di pundaknya dengan terus berjalan menuju mobil.
"Aku yakin key kamu bisa nyelesain masalah kamu sendiri. Jangan seperti ini berfikirlah yang jernih jangan sampai kamu seperti tadi mau mencoba bunuh diri berjalan dengan tatapan kosong. Kita pikirkan masalahmu di rumah ya"
~○~
Prov ian
"Jangan seperti ini ian, biarkan dia pergi masih ada aku disini yang akan selalu temani kamu" ujar sheila yang masih memeluk eratku.ku hanya terdiam menerima pelukan ian, ku butuh sandaran untuk meluapkan semua perasaan ini. Ku balas pelukan sheila ." sheila !! Kamu bisa bantu aku kan jelasin ke dia tentang kita tadi, aku gak mau dia pergi " di pegangnya ke dua pipiku dengan ke dua tangan lembutnya " tatap mataku, aku akan bantu kamu jelasin ke dia sekarang lebih baik kita pergi jangan seperti ini lagi. Besok sebelum pergi aku akan jelasi ke keyla. Tak berapa lama rayan berjalan mendekat ke arahku dengan tangan mengepal, di tariknya badanku hingga ku terlepas dari pelukan sheila di pukulnya pipi kananku dengan tangan kiri ian. Sheila yang berada di sampingku pun memisahkan kita " sudah. Apa apaan kamu rayan" ujar sheila.
Dengan jari menujuk ke arahku rayan berkata padaku " kalau kamu cuma nyakiti keyla jangan pernah datang lagi ke kehidupan keyla. Jauhi keyla kamu gak pantas buwat keyla". Dengan tangan yang memegang bibir kananku ku arahkan senyum sinis ke arah rayan " aku tau kamu suka sama keyla kan sejak dulu, dan kamu pura pura deketi siska untuk hilangin perasaanmu ke keyla".
" jaga mulutmu " dengan tangan masih menunjuk ke mukakuku. Rayan pun berbalik pergi ninggalin aku dan sheila.
"Udah jangan perduliin dia lebih baik kita pergi, aku antar kamu ke apartemenmu "
" gak usah aku bisa pulang sendiri, aku antar kamu pulang ke rumah dulu" ku berjalan pergi menuju ke mobil
Langit yang semula cerah mulai mendung dan menutup semua bintang yang ada di langit.terlihat sheila jauh di seberang jalan berteduh di sebuah teras toko.di sisi lain ian yang masih memelukku erat, berkata
"kamu percaya sama aku, aku gak akan hianati kamu key. Gak ada yang lain dihati ini. Apa yang kamu lihat tadi gak seperti kenyataannya. Sheila menciumku karna dia akan berjanji pergi dari sini dan gak akan ganngu hubungsn kita lagi. Kita akan bahagia lagi key tanpa ada yang akan mengganggu hubungan kita lagi".
Aku hanya terdiam membalas pelukan ian. Tetesan hujan tiba tiba turun . Berdiri di tengah guyuran hujan yang sangat lebat. Ku lepaskan pelukan erat ian,Tanpa fikir panjang ku pegang ke dua pipi ian dengan ke dua tanganku , kedua kaki jinjit,ku cium lembut bibir mungil ian di tengah guyuran hujan. Dengan penuh perasaan ku coba hilangkan bekas ciuman sheila di bibirnya aku gak mau ada bekas bibir wanita lain di bibirmu.ciuman di tengah guyuran hujan ini akan menghilangkan bekas bibirnya Agar kamu tak akan mengingat kejadian tadi lagi ian (dalam hati). Ian yang menerima ciumanku memegang pinggangku erat. Hati yang semula penuh dengan amarah seakan rontok bersama hujan. Ku lepaskan ciumanku ku peluk tubuh tinggi ian, dengan meneteskan air mata, ku berkata.
" aku mungkin sekarang bisa memahami kamu, tapi jangan harap aku akan memahamimu untuk yang ke dua kali. Jagalah kepercayaanku jangan kau hianati lagi".ku lepaskan pelukakanku, ku palingkan badanku mulai langkahkan kakiku pergi. " jangan pergi" di tarik tangan kiriku membuat langkah kakiku terhenti.
Dia berjalan mendekat memeluk tubuh mungilku dari belakang, dengan berkata " ku mohon jangan pergi key tetaplah disini temani aku sebentar". Ku coba melepaskan pelukan erat ian dari tubuhku. Dia tetap memelukku erat" biarkan seperti ini aku ingin selalu seperti ini ".
" hujan ini jadi saksi bisu kecewanya hatiku, sekarang aku bisa maafin kamu tapi kalau hubungan kita biar waktu yang menjawab" ujarku masih meneteskan air mata di tengah guyurunan hujan. Mulai lepaskankan ke dua tangannya dari pinggang ku, tanpa berbalik melihatnya ku langkahkan kakiku pergi . Ian hanya melihatku pergi, air mata yang tiba tiba keluar dari matanya dengan basuhan hujan membasihi.langkahku semakin jauh dan jauh " aku akan mengujimu ian seberapa besar cintamu ke aku, seberapa setianya hatimu padaku, maafkan aku sepertinya aku harus pergi jaga hatimu jika kamu memang benar benar sayang denganku" (dalam hati).
Sheila yang masih melihat kita dari kejauhan berlari melewati guyuran hujan mendekati ian. Di peluk erat tubuh ian dengan mata yang terus meneteskan air mata. Ku tengok ke belakang melihatnya. Ku balikkan badanku dan tersenyum melihat mereka. Ku terus melangkah dengan tatapan kosong berjalan di jalan raya. Terlihat siska dan rayan berteduh di halte seberang jalan,menatap ke arahku yang sedang berjalan di tengah guyuran hujan dengan tatapan kosong ku terus berjalan.
ku tak sadar sudah berapa banyak klakson mobil berbunyi. siska yang mengetaui ku menangis dengan pandangan kosong berlari mendekatiku " key kamu gak papa kan?" Aku hanya terdiam dengan tatapan kosong " key !!( dengan menyentuh ke dua pipiku). kamu kenapa apa kamu melihat ian dan siska jawab key, jangan seperti ini".
Air mata ku tak tertahan lagi ku peluk erat siska. Rayan yang mengetaui keadaanku, berkata "Kalian di sini aku mau pergi temui ian, siska bawa keyla dulu aku nanti bisa pulang sendiri " ujar rayan belum sempat siska menjawab rayan pun pergi mencari ian.
" kita pulang ya biar aku yang nyetir mobil" dengan berjalan menuju mobilku ku alurkan tangan kananku di pundak siska, ku sandarkan kepalku di pundaknya dengan terus berjalan menuju mobil.
"Aku yakin key kamu bisa nyelesain masalah kamu sendiri. Jangan seperti ini berfikirlah yang jernih jangan sampai kamu seperti tadi mau mencoba bunuh diri berjalan dengan tatapan kosong. Kita pikirkan masalahmu di rumah ya"
~○~
Prov ian
"Jangan seperti ini ian, biarkan dia pergi masih ada aku disini yang akan selalu temani kamu" ujar sheila yang masih memeluk eratku.ku hanya terdiam menerima pelukan ian, ku butuh sandaran untuk meluapkan semua perasaan ini. Ku balas pelukan sheila ." sheila !! Kamu bisa bantu aku kan jelasin ke dia tentang kita tadi, aku gak mau dia pergi " di pegangnya ke dua pipiku dengan ke dua tangan lembutnya " tatap mataku, aku akan bantu kamu jelasin ke dia sekarang lebih baik kita pergi jangan seperti ini lagi. Besok sebelum pergi aku akan jelasi ke keyla. Tak berapa lama rayan berjalan mendekat ke arahku dengan tangan mengepal, di tariknya badanku hingga ku terlepas dari pelukan sheila di pukulnya pipi kananku dengan tangan kiri ian. Sheila yang berada di sampingku pun memisahkan kita " sudah. Apa apaan kamu rayan" ujar sheila.
Dengan jari menujuk ke arahku rayan berkata padaku " kalau kamu cuma nyakiti keyla jangan pernah datang lagi ke kehidupan keyla. Jauhi keyla kamu gak pantas buwat keyla". Dengan tangan yang memegang bibir kananku ku arahkan senyum sinis ke arah rayan " aku tau kamu suka sama keyla kan sejak dulu, dan kamu pura pura deketi siska untuk hilangin perasaanmu ke keyla".
" jaga mulutmu " dengan tangan masih menunjuk ke mukakuku. Rayan pun berbalik pergi ninggalin aku dan sheila.
"Udah jangan perduliin dia lebih baik kita pergi, aku antar kamu ke apartemenmu "
" gak usah aku bisa pulang sendiri, aku antar kamu pulang ke rumah dulu" ku berjalan pergi menuju ke mobil