Ku tatap wajahnya dengan tersenyum lembut ke arahnya.
Di cubitnya hidungku dengan jari kanannya.
" haduh sakit tau" ujarku sambil memeggang hidung ku yang memerah.
Ian tersenyum melihatku dengan berkata. " kamu tu lucu ya, unik tau gak tatapanmu ke aku terlalu serius banget jangan terlalu di fikirkan omangku tadi." ujar ian
Ku coba menggoda ian dengan berkata.
" kenapa gitu, berarti jika aku pergi nanti terus disana aku kenal sama cowok lain, habis itu aku jatuh cinta padanya gimana" ujar ku sambil tersenyum melihat mukanya.
" aku percaya kamu key, kamu gak akan seperti itu. Udah sekarang ikut aku" ujar ian. Dengan tangan yang masih menggenggam erat tanganku berjalan di tengah kerumunan orang.
Langkah kita terhenti di salah satu orang jual topi dan kacamata itu,ku ambil kacamata satu. Mulai mencoba ke mataku. Aku terus mencoba kacamata yang tertata rapi di tempatnya. Ku terus bertanya ke ian gimana penampilanku.
" bagus gak" tanyaku menoleh ke arah ian.
" ni juga bagus buwat kamu" ujar ian. Memakaikan tpi hitam di kepalaku.
" emang aku artis ya harus menutup wajahku gini. Biar gak di kejar kejar wartawan sama penggemar" ujarku.
" kamu lupa ya, kamu coba lihat tu di ujung jalan ( dengan menunjuk ke arah ujung jalan). bukanya itu perusahaan orang tua kamu. Kalau mereka melihat kita disini gimana reaksi mereka. Pasti marah banget sama kita kalau tau kita bolos sekolah hari ini" ujar ian.
" ngapain juga takut mereka kan kita juga baru selesai ujian, bolos satu hari kan gak papa" ujarku tersenyum padanya.
" udah lebih baik kamu pakai aja" ujar ian membalas senyumanku.
Ia juga mengambil sebuah topi dan kacamata di pakainya topi dan kacamata itu.
" bu kita ambil topi dan kacamata ini ya. Total semuanya berapa" ujar ian pada ibu penjual itu.
" 250 rb tuan" ujar ibu penjual itu.
Di keluarkan uangnya dari dompet.
" ini bu kembaliannya buwat ibu aja" ujar ian dengan menyodorkan uang 300 rb ke ibu penjual itu.
" terima kasih tuan.. terima kasih.." ujar ibu penjual itu dengan senangnya.
Kita beranjak pergi dari penjual topi itu.ia terus memenggang erat tanganku Berjalan keluar dari kerumunan orang. Ku tatap wajahnya yang begitu tampan. "Entah kenapa dia sekarang begitu berbeda"( ujarku dalam hati)
"Sekarang kita pergi dengan penampilan gini. Kita tunggu siska di taman itu.kita harus cepat pergi dari sini. Kalau ketahuan orang tua kamu bisa bahaya" ujar ian.
" baiklah" ujarku tersenyum lembut menatapnya.
Tanpa menatapku ia berkata." kamu coba hubungi dia sekarang sampai mana" ujar ian.
Tanpa menjawab pertanyaan ian segera aku ambil hp di tasku. Segera ku cari nama siska di hp ku.
" halo .."
"Halo ka, kamu di mana sekarang" tanyaku
"Aku di taman kota C sekarang" ujar siska
" cepat banget kamu sampai di sini" ujarku melihat ke arah taman yang ada di seberang jalan di depanku.
" baiklah aku sekarang berjalan ke arahmu." Ujarku sambil terus berjalan ke arah siska tanpa mematikan telfonnya.
" kamu dimana, apa kamu udah di sekitar sini kenapa aku gak melihat mu" ujar siska dengan menoleh ke arah kanan dan kiri mencariku.
" aku disini" ujarku dari belakang siska.
Rayan yang mengetahui aku di belakang siska hanya terdiam, Dengan menahan senyum.
" dimana kenapa suara kamu dekat sekali key. Jangan bercanda dong key kamu di mana sekarang" ujar siska yang masih terus bicara lewat telfon dengan nada tinggi.
" kamu coba menoleh ke belakang" ujarku dengan tertawa melihat expresi siska yang sudah mulai marah.
Sontak siska menoleh ke belakang melihatku dan ian tanpa mematikan telfonnya.
" kamu sejak kapan disini kenapa tadi aku gak melihat kamu" ujar siska dengan tatapan sinis.
" kamu aja yang terlalu serius telfonya ka. Sampai kamu gak tau aku di belakangmu" ujarku sambil tertawa pada siska.
~○~
" kenapa kamu gak bilang kalau keyla di belakang" ujar siska pada rayan.
Tanpa menjawab rayan hanya tersenyum ke arah siska.
" udah sekarang lebih baik kita pergi dari sini, kalian bawa mobil tadi?" tanya ian pada rayan dan siska.
" aku bawa mobil kamu tadi kesini" jawab rayan
Tanpa menjaeab panjang lebar lagi,Dengan tangan yang masih menggenggamku ian berjalan menuju ke arah mobil itu terparkir.
Siska dan rayan berjalan di belakangku mengikuti setiap langkah kita.
" mereka bener bener serasi ya" ujar siska pada rayan
Rayan hanya terdiam tanpa menjawab.
Tanpa siska sadari rayan menatap ke arah siska. Entah apa yang ada di fikiran rayan.
Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan dari siska.
Sampai di parkiran di bukanya pintu mobil.
" silahkan masuk" ujar rayan dan ian kompak membuka pintu mobil.
Aku duduk di depan sedangkan siska duduk di belakangku dengan segera ian dan rayan masuk ke dalam mobil. Ian yang membawa mobil sedangkan rahan duduk di belakang dengan rayan.
" aku mau bicara sama kamu agak dekaktkan telingamu" ujar ian.
" mau ngomong aja. Kenapa gak langsung ngomong aja. Biar mereka juga tau juga kan gak papa" ujarku.
" udah sini" ujar ian
Ku dekatkan telingaku ke arah ian. Di bisiknya telingaku.
"Lebih baik kita harus bantu mereka, kasian siska hubunganya ganyung tanpa status gitu. Jadi kamu dan aku sekarang harus mikirin cara agar rayan bisa ngomong langsung tentang perasaannya ke siska biar hubungan mereka jelas" ujar ian berbisik ke telingaku
Tanpa menjawab aku kembali duduk dengan santainya.
" kalian ngomongin apa, kenapa bisik bisik segala apa kita gak boleh tau. Atau mungkin kalian berdua mau berbuat macam macam ya. Kalian tu masih sekolah ingat jangan berbuat seperti orang dewasa gak baik" ujar siska dengan memegang pundakku.
" apa si ka yang kamu bilang tu ada ada aja gak munhkin aku berbuat seperti itu" ujar keyla.
" syukurlah, aku kawatir kamu jadi terjerumus ke pergaulan bebas key" ujar siska yang masih memegnag pundakku.
" tenang aja gak akan kok" ujar keyla.
" udah kamu duduk aja yang tanang ya biar ian segera menjalankan mobilnya" ujar rayan dengan memeggang pundak siska mendorngnya agar duduk kembali dengan tenang.
Ian segera menjalankan mobilnya ke tempat tujuan entah di mana tanpa memberi tau kita bertiga. Tanpa bertanya kita hanya diam menikmati perjalanan.
Di cubitnya hidungku dengan jari kanannya.
" haduh sakit tau" ujarku sambil memeggang hidung ku yang memerah.
Ian tersenyum melihatku dengan berkata. " kamu tu lucu ya, unik tau gak tatapanmu ke aku terlalu serius banget jangan terlalu di fikirkan omangku tadi." ujar ian
Ku coba menggoda ian dengan berkata.
" kenapa gitu, berarti jika aku pergi nanti terus disana aku kenal sama cowok lain, habis itu aku jatuh cinta padanya gimana" ujar ku sambil tersenyum melihat mukanya.
" aku percaya kamu key, kamu gak akan seperti itu. Udah sekarang ikut aku" ujar ian. Dengan tangan yang masih menggenggam erat tanganku berjalan di tengah kerumunan orang.
Langkah kita terhenti di salah satu orang jual topi dan kacamata itu,ku ambil kacamata satu. Mulai mencoba ke mataku. Aku terus mencoba kacamata yang tertata rapi di tempatnya. Ku terus bertanya ke ian gimana penampilanku.
" bagus gak" tanyaku menoleh ke arah ian.
" ni juga bagus buwat kamu" ujar ian. Memakaikan tpi hitam di kepalaku.
" emang aku artis ya harus menutup wajahku gini. Biar gak di kejar kejar wartawan sama penggemar" ujarku.
" kamu lupa ya, kamu coba lihat tu di ujung jalan ( dengan menunjuk ke arah ujung jalan). bukanya itu perusahaan orang tua kamu. Kalau mereka melihat kita disini gimana reaksi mereka. Pasti marah banget sama kita kalau tau kita bolos sekolah hari ini" ujar ian.
" ngapain juga takut mereka kan kita juga baru selesai ujian, bolos satu hari kan gak papa" ujarku tersenyum padanya.
" udah lebih baik kamu pakai aja" ujar ian membalas senyumanku.
Ia juga mengambil sebuah topi dan kacamata di pakainya topi dan kacamata itu.
" bu kita ambil topi dan kacamata ini ya. Total semuanya berapa" ujar ian pada ibu penjual itu.
" 250 rb tuan" ujar ibu penjual itu.
Di keluarkan uangnya dari dompet.
" ini bu kembaliannya buwat ibu aja" ujar ian dengan menyodorkan uang 300 rb ke ibu penjual itu.
" terima kasih tuan.. terima kasih.." ujar ibu penjual itu dengan senangnya.
Kita beranjak pergi dari penjual topi itu.ia terus memenggang erat tanganku Berjalan keluar dari kerumunan orang. Ku tatap wajahnya yang begitu tampan. "Entah kenapa dia sekarang begitu berbeda"( ujarku dalam hati)
"Sekarang kita pergi dengan penampilan gini. Kita tunggu siska di taman itu.kita harus cepat pergi dari sini. Kalau ketahuan orang tua kamu bisa bahaya" ujar ian.
" baiklah" ujarku tersenyum lembut menatapnya.
Tanpa menatapku ia berkata." kamu coba hubungi dia sekarang sampai mana" ujar ian.
Tanpa menjawab pertanyaan ian segera aku ambil hp di tasku. Segera ku cari nama siska di hp ku.
" halo .."
"Halo ka, kamu di mana sekarang" tanyaku
"Aku di taman kota C sekarang" ujar siska
" cepat banget kamu sampai di sini" ujarku melihat ke arah taman yang ada di seberang jalan di depanku.
" baiklah aku sekarang berjalan ke arahmu." Ujarku sambil terus berjalan ke arah siska tanpa mematikan telfonnya.
" kamu dimana, apa kamu udah di sekitar sini kenapa aku gak melihat mu" ujar siska dengan menoleh ke arah kanan dan kiri mencariku.
" aku disini" ujarku dari belakang siska.
Rayan yang mengetahui aku di belakang siska hanya terdiam, Dengan menahan senyum.
" dimana kenapa suara kamu dekat sekali key. Jangan bercanda dong key kamu di mana sekarang" ujar siska yang masih terus bicara lewat telfon dengan nada tinggi.
" kamu coba menoleh ke belakang" ujarku dengan tertawa melihat expresi siska yang sudah mulai marah.
Sontak siska menoleh ke belakang melihatku dan ian tanpa mematikan telfonnya.
" kamu sejak kapan disini kenapa tadi aku gak melihat kamu" ujar siska dengan tatapan sinis.
" kamu aja yang terlalu serius telfonya ka. Sampai kamu gak tau aku di belakangmu" ujarku sambil tertawa pada siska.
~○~
" kenapa kamu gak bilang kalau keyla di belakang" ujar siska pada rayan.
Tanpa menjawab rayan hanya tersenyum ke arah siska.
" udah sekarang lebih baik kita pergi dari sini, kalian bawa mobil tadi?" tanya ian pada rayan dan siska.
" aku bawa mobil kamu tadi kesini" jawab rayan
Tanpa menjaeab panjang lebar lagi,Dengan tangan yang masih menggenggamku ian berjalan menuju ke arah mobil itu terparkir.
Siska dan rayan berjalan di belakangku mengikuti setiap langkah kita.
" mereka bener bener serasi ya" ujar siska pada rayan
Rayan hanya terdiam tanpa menjawab.
Tanpa siska sadari rayan menatap ke arah siska. Entah apa yang ada di fikiran rayan.
Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan dari siska.
Sampai di parkiran di bukanya pintu mobil.
" silahkan masuk" ujar rayan dan ian kompak membuka pintu mobil.
Aku duduk di depan sedangkan siska duduk di belakangku dengan segera ian dan rayan masuk ke dalam mobil. Ian yang membawa mobil sedangkan rahan duduk di belakang dengan rayan.
" aku mau bicara sama kamu agak dekaktkan telingamu" ujar ian.
" mau ngomong aja. Kenapa gak langsung ngomong aja. Biar mereka juga tau juga kan gak papa" ujarku.
" udah sini" ujar ian
Ku dekatkan telingaku ke arah ian. Di bisiknya telingaku.
"Lebih baik kita harus bantu mereka, kasian siska hubunganya ganyung tanpa status gitu. Jadi kamu dan aku sekarang harus mikirin cara agar rayan bisa ngomong langsung tentang perasaannya ke siska biar hubungan mereka jelas" ujar ian berbisik ke telingaku
Tanpa menjawab aku kembali duduk dengan santainya.
" kalian ngomongin apa, kenapa bisik bisik segala apa kita gak boleh tau. Atau mungkin kalian berdua mau berbuat macam macam ya. Kalian tu masih sekolah ingat jangan berbuat seperti orang dewasa gak baik" ujar siska dengan memegang pundakku.
" apa si ka yang kamu bilang tu ada ada aja gak munhkin aku berbuat seperti itu" ujar keyla.
" syukurlah, aku kawatir kamu jadi terjerumus ke pergaulan bebas key" ujar siska yang masih memegnag pundakku.
" tenang aja gak akan kok" ujar keyla.
" udah kamu duduk aja yang tanang ya biar ian segera menjalankan mobilnya" ujar rayan dengan memeggang pundak siska mendorngnya agar duduk kembali dengan tenang.
Ian segera menjalankan mobilnya ke tempat tujuan entah di mana tanpa memberi tau kita bertiga. Tanpa bertanya kita hanya diam menikmati perjalanan.
To Be Continue