NOVEL STORY BY IMAS GUSTINA: July 2019

Sunday, July 21, 2019

Cinta pertama chapter 34

Ku tatap wajahnya dengan tersenyum lembut ke arahnya.
Di cubitnya hidungku dengan jari kanannya.
" haduh sakit tau" ujarku sambil memeggang hidung ku yang memerah.

Ian tersenyum melihatku dengan berkata. " kamu tu lucu ya, unik tau gak tatapanmu ke aku terlalu serius banget jangan terlalu di fikirkan omangku tadi." ujar ian
Ku coba menggoda ian dengan berkata.
" kenapa gitu, berarti jika aku pergi nanti terus disana aku kenal sama cowok lain, habis itu aku jatuh cinta padanya gimana" ujar ku sambil tersenyum melihat mukanya.

" aku percaya kamu key, kamu gak akan seperti itu. Udah sekarang ikut aku" ujar ian. Dengan tangan yang masih menggenggam erat tanganku berjalan di tengah kerumunan orang.
Langkah kita terhenti di salah satu orang jual topi dan kacamata itu,ku ambil kacamata satu. Mulai mencoba ke mataku. Aku terus mencoba kacamata yang tertata rapi di tempatnya. Ku terus bertanya ke ian gimana penampilanku.
" bagus gak" tanyaku menoleh ke arah ian.

" ni juga bagus buwat kamu" ujar ian. Memakaikan tpi hitam di kepalaku.
" emang aku artis ya harus menutup wajahku gini. Biar gak di kejar kejar wartawan sama penggemar" ujarku.

" kamu lupa ya, kamu coba lihat tu di ujung jalan ( dengan menunjuk ke arah ujung jalan). bukanya itu perusahaan orang tua kamu. Kalau mereka melihat kita disini gimana reaksi mereka. Pasti marah banget sama kita kalau tau kita bolos sekolah hari ini" ujar ian.

" ngapain juga takut mereka kan kita juga baru selesai ujian, bolos satu hari kan gak papa" ujarku tersenyum padanya.

" udah lebih baik kamu pakai aja" ujar ian membalas senyumanku.

Ia juga mengambil sebuah topi dan kacamata di pakainya topi dan kacamata itu.
" bu kita ambil topi dan kacamata ini ya. Total semuanya berapa" ujar ian pada ibu penjual itu.

" 250 rb tuan" ujar ibu penjual itu.
Di keluarkan uangnya dari dompet.

" ini bu kembaliannya buwat ibu aja" ujar ian dengan menyodorkan uang 300 rb ke ibu penjual itu.

" terima kasih tuan.. terima kasih.." ujar ibu penjual itu dengan senangnya.

Kita beranjak pergi dari penjual topi itu.ia terus memenggang erat tanganku Berjalan keluar dari kerumunan orang. Ku tatap wajahnya yang begitu tampan. "Entah kenapa dia sekarang begitu berbeda"( ujarku dalam hati)

"Sekarang kita pergi dengan penampilan gini. Kita tunggu siska di taman itu.kita harus cepat pergi dari sini. Kalau ketahuan orang tua kamu bisa bahaya" ujar ian.

" baiklah" ujarku tersenyum lembut menatapnya.
Tanpa menatapku ia berkata." kamu coba hubungi dia sekarang sampai mana" ujar ian.

Tanpa menjawab pertanyaan ian segera aku ambil hp di tasku. Segera ku cari nama siska di hp ku.

" halo .."
"Halo ka, kamu di mana sekarang" tanyaku
"Aku di taman kota C sekarang" ujar siska
" cepat banget kamu sampai di sini" ujarku melihat ke arah taman yang ada di seberang jalan di depanku.

" baiklah aku sekarang berjalan ke arahmu." Ujarku sambil terus berjalan ke arah siska tanpa mematikan telfonnya.

" kamu dimana, apa kamu udah di sekitar sini kenapa aku gak melihat mu" ujar siska dengan menoleh ke arah kanan dan kiri mencariku.

" aku disini" ujarku dari belakang siska.
Rayan yang mengetahui aku di belakang siska hanya terdiam, Dengan menahan senyum.

" dimana kenapa suara kamu dekat sekali key. Jangan bercanda dong key kamu di mana sekarang" ujar siska yang masih terus bicara lewat telfon dengan nada tinggi.

" kamu coba menoleh ke belakang" ujarku dengan tertawa melihat expresi siska yang sudah mulai marah.
Sontak siska menoleh ke belakang melihatku dan ian tanpa mematikan telfonnya.

" kamu sejak kapan disini kenapa tadi aku gak melihat kamu" ujar siska dengan tatapan sinis.

" kamu aja yang terlalu serius telfonya ka. Sampai kamu gak tau aku di belakangmu" ujarku sambil tertawa pada siska.

~○~
" kenapa kamu gak bilang kalau keyla di belakang" ujar siska pada rayan.
Tanpa menjawab rayan hanya tersenyum ke arah siska.

" udah sekarang lebih baik kita pergi dari sini, kalian bawa mobil tadi?" tanya ian pada rayan dan siska.

" aku bawa mobil kamu tadi kesini" jawab rayan
Tanpa menjaeab panjang lebar lagi,Dengan tangan yang masih menggenggamku ian berjalan menuju ke arah mobil itu terparkir.
Siska dan rayan berjalan di belakangku mengikuti setiap langkah kita.

" mereka bener bener serasi ya" ujar siska pada rayan

Rayan hanya terdiam tanpa menjawab.
Tanpa siska sadari rayan menatap ke arah siska. Entah apa yang ada di fikiran rayan.
Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan dari siska.
Sampai di parkiran di bukanya pintu mobil.
" silahkan masuk" ujar rayan dan ian kompak membuka pintu mobil.
Aku duduk di depan sedangkan siska duduk di belakangku dengan segera ian dan rayan masuk ke dalam mobil. Ian yang membawa mobil sedangkan rahan duduk di belakang dengan rayan.

" aku mau bicara sama kamu agak dekaktkan telingamu" ujar ian.
" mau ngomong aja. Kenapa gak langsung ngomong aja. Biar mereka juga tau juga kan gak papa" ujarku.
" udah sini" ujar ian

Ku dekatkan telingaku ke arah ian. Di bisiknya telingaku.
"Lebih baik kita harus bantu mereka, kasian siska hubunganya ganyung tanpa status gitu. Jadi kamu dan aku sekarang harus mikirin cara agar rayan bisa ngomong langsung tentang perasaannya ke siska biar hubungan mereka jelas" ujar ian berbisik ke telingaku

Tanpa menjawab aku kembali duduk dengan santainya.
" kalian ngomongin apa, kenapa bisik bisik segala apa kita gak boleh tau. Atau mungkin kalian berdua mau berbuat macam macam ya. Kalian tu masih sekolah ingat jangan berbuat seperti orang dewasa gak baik" ujar siska dengan memegang pundakku.

" apa si ka yang kamu bilang tu ada ada aja gak munhkin aku berbuat seperti itu" ujar keyla.

" syukurlah, aku kawatir kamu jadi terjerumus ke pergaulan bebas key" ujar siska yang masih memegnag pundakku.

" tenang aja gak akan kok" ujar keyla.

" udah kamu duduk aja yang tanang ya biar ian segera menjalankan mobilnya" ujar rayan dengan memeggang pundak siska mendorngnya agar duduk kembali dengan tenang.

Ian segera menjalankan mobilnya ke tempat tujuan entah di mana tanpa memberi tau kita bertiga. Tanpa bertanya kita hanya diam menikmati perjalanan.




To Be Continue

Cinta pertama chapter 33

"Ya udah sekarang kita duduk di sini ya.kakak akan temani kamu sampai kamu bertemu orang tua kamu nanti" ujar ian tersenyum lembut ke arah anak kecil itu.
" terima kasih kakak" ujar anak itu yang mulai menghapus air matanya dengan tersenyum gembira mendengarnya.
Kita segera duduk di tempat istirahat di pinggir taman itu.

" kakak cantik ini pacar kakak ya" ujar anak kecil itu.
Aku hanya tersenyum melihat ke arah ian.
" kenapa kakak diam saja,oya kakak kakak bolehkan nanti kalau aku udah besar pacaran sama kakak cantik. Aku akan jaga kakak cantik gak akan pernah nyakitin kakak cantik dan akan selalu bikin kakak cantik tersenyum" ujar anak kecil itu.
" adeg kecil kamu sekolah dulu yang pintar ya jangan mikirin pacaran dulu. Kamu masih kecil gak boleh pacarab ya. jangan seperti kakak ini (menunjuk ke arah ian) dia itu suka sama banyak cewek dari kecil. Jadi adeg kecil gak boleh seperti itu ya kalau sudah besar nanti harus setia pada satu wanita saja jangan ganti ganti seperti kakak itu" ujar ku sambil melihat ke arah ian.
Ian menatapku tajam mendengar kalimat itu.
"Apa yang kamu bilang" ujar ian.
Aku hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan ian.
" kakak kenapa kakak cantik mau si sama kakak jelek itu? Padahal lebih ganteng aku kak dari pada kakak itu. Lavian juga kakak jelek itu jahat sama kakak" ujar anak kecil itu yang menatapku.
" dasar anak ini" ujar ian ( dalam hati) dengan menahan emosi.
"Tapi kakak cantik gak mau sama kamu, kakak cantik kan maunya sama aku" ujar ian menatap sinis anak kecil itu.
Ian mencubit ke dua pipi anak kecil itu.
" kakak jahat.. kakak jahat...." ujar anak kecil itu.
Ku tatap ian yang masih menahan emosinya.

~○~
"Brayen...brayen... kamu di mana sayang" teriak seorang wanita paruh baya dari kejauhan
"Sepertinya itu suara ibuku" ujar anak kecil itu sambil tersenyum menatap ke arahku.
Aku yang mengira ada brayen adik ian,sempat terkejut mendengar teriakan wanita paruh baya itu.

" jadi nama kamu brayen" ujarku ke anak kecil itu.
Tanpa menjawab anak itu beranjak pergi menuju ke wanita paruh baya itu.

" mama.. mama ... aku takut sendirian kenapa mama tadi tinggalin aku. Untung ada kakak cantik dan kakak jelek itu yang temenin brayen di sini" ujar anak kecil itu. Di gendongnya anak itu di pinggang wanita paruh baya.
Aku dan ian mulai beranjak menuju ke orang tua brayen.

" makasih ya kalian sudah mau jagain anak ku breyen, maaf jika kata kata anakku menyinggung kalian dia memang agak nakal. Nanti aku akan marahi dia" ujar wanita itu.

" iya anak ibu tu..." ujar ian dengan menahan emosinya. Aku segera mengentikan ucapan dia. ku tutup mulutnya dengan tangan kiriku.

" udah diam, dia kan anak kecil ian" kataku pelan.
Di lepaskan tanganku dari mulutnya.
" baiklah" jawab ian.

" anak tante lucu kok, dia gak nakal jangan marahi dia ya tante kasian dia masih kecil" ujarku sambil tersenyum ke ibu brayen itu.

Anak kecil itu menjulurkan lidah ke arah ian,
" yee yee.. kakak cantik membelaku" ujar anak kecil itu. ian hanya menatapnya tajam ke arah anak kecil itu dengan menahan emosinya.
"Kalau kamu bukan anak kecil awas aja" ujar ian (dalam hati)

" sayang jangan gitu kakak kan udah baik sama kamu, udah teminin kamu di sini. Cepat minta maaf ke kakak" ujar ibu brayen.

" gak mau kakak jelek jahat" ujar anak kecil itu.
" apa kamu bilang kakak jahat".. ujar ian.
" sabar..sabar..." dengan mengelus dada bidangnya.

" maafin anak saya anak ini memang bandel gak bisa di bilangin" ujar ibu brayen yang masih gendong brayen di pinggangnya.

" udah gak papa kok tante" ujarku dengan tersenyum lembut.

" ya udah kami pergi dulu, terima kasih sudah jagain anak aku" ujar ibu brayen.

" iya sama sama tante" ujarku sambil tersenyum ke arah brayen dan ibunya

Ian hanya terdiam cemberut melihat ke arah anak kecil itu.
Ibu brayen mulai melangkahkan kaki pergi. Brayen yang masih di gendongan ibunya menoleh ke belakang melihat kita dengan menjulurkan lidahnya ke arah ian.
Ian terus menghela nafas dan mengelus dadanya .
" sabar .. sabar... dia anak kecil" ujarnya (dalam hati) dengan membukkukkan kepalanya.

Aku hanya menahan tawa melihat mereka berdua begitu lucu.
Ku lanjutkan tawaku melihat muka ian yang masih cemberut.
" kamu cemburu sama anak kecil itu" ujarku yang masih menahan tawa.

Di tekuk bibirnya dengan berkata " siapa uang cemburu sama anak kecil nakal itu. Rasanya pengen aku jitak tu anak kalau gak ada ibunya. Masak aku ganteng gini di bilang jelek si? Kalau menurutmu apa aku jelek ya" ujar ian menatap ke arahku.

" kamu gak jelek cuma lebih ganteng dan imut dia aja. Apa kamu takut saingan sama anak kecil itu ya?"  ujarku sambil tertawa melihat expresi ian yang semakin menjadi. Ku berlari pergi ninggalin ian sendiri di taman bermain.

" awas ya kamu key" teriak ian ke arahku,
Ia berlari mengejarku sampai keluar dari taman bermain,Namun tak kunjung bisa menangkapku.

Hingga aku terhenti di suatu pasar. Terlihat di depanku berbagai baju, kacamata, topi pernak pernik ada semua disini. Ku bungkukkan badanku, menghela nafas panjang. mencoba istirahat sebentar di tengah kerumunan orang sambil berdiri. Coba menoleh ke belakang tak melihat ian di belakangku.
" apa aku berlari terlalu kencang ya, kenapa ian tak kelihatan di mana dia. Bukannya tadi dia lari ngejar aku. Kenapa sekarang masih belum kelihatan" ujarku dalam hati.
Ku coba berjalan mencari ian di kerumunan orang yang sedang berbelanja di pasar.

Di sodorkan sebuah minuman dingin ke mukaku. Dari belakang punggungku.
" ini untukmu" ujar seseorang di belakangku.
ku ambil minuman itu tanpa menoleh ke belakang, ku buka tutupnya, ku minum segera air itu.
" kamu tau aja kalau aku haus" ujarku mengusap sisa minum di bibirku dengan lenganku.
" kamu mau lagi" ujar orang itu.
" udah hilang haus ku" jawabku. Ku menoleh ke belakang terlihat ian berdiri di belakangku sedang meminum air dingin perlahan.
" ian,!! Sejak kapan kamu di belakangku " tanyaku.

" kamu nyari aku ya" ujar ian tersenyum kepadaku.
Ku tekuk bibir mungilku, menolehkan kepalaku ke kanan dengan berkata.
" enggak tu " ujarku.

"Apa kamu kawatir aku di bawa cewek lain, apa mungkin segitu gantengnya aku ya sampai kamu takut aku di bawa lari cewek lain. Tadi aja gak mau ngaku si kalau aku memang ganteng" ujar ian tersenyum tipis ke arahku.

Ia berjalan mendekat ke arahku. Di tariknya tangan kananku. Di angkat tanganku di atas tangannya, ia mulai memasukkan jarinya ke sela sela jari kananku. Di genggamnya erat tanganku . Ku hanya diam menatap mata ian.
" dengan gini kita akan terus bersama, kamu juga gak akan lagi kawatir kalau aku hilang di bawa cewek lain. Tetap genggam erat tanganku key jangan pernah kau lepaskan gengaman ini. Seperti ikatan cinta kita tetap genggamlah jangan sampai suatu hari nanti kau lepaskan ikatan cinta kita untuk orsng lain." ujar ian.


To Be Continue

Cinta pertama chapter 32

"Udah tu makan, bukannya dulu waktu kamu kecil suka banget kan sama es cream. Dan kamu inget gak gara gara es cream itu kita betemu. Kita bertemu di toko es cream saat sama sama beli dan hanya ada satu es cream yang tersisa. Dan Kamu merebut es creamku dan lari gitu aja" ujar ian

Aku yang membayangkan kejadian waktu kecil itu terasa malu di buatnya. Tak sadar aku senyum sendiri memikirkan kejadian waktu kecil itu.
Ian melambaikan tangan ke mukaku.
" hey key kamu gak papa kan" ujar ian
" iya aku gak papa kok, emang aku kenapa" ujarku.
" tadi kamu senyum senyum sendiri" ujar ian
" oya bukannya kamu dulu nangis ya, minta es cream itu akhirnya aku harus rela membagi es cream itu dan akhirnya kita terpaksa makan es cream itu berdua. Melihat kamu merengek waktu kecil lucu banget makannya kenapa aku senyum senyum sendiri"

~○~
Mereka berdua terbuai dengan angan masa lalu. Hingga hampir satu jam mereka saling bercerita kenangan kecil.
"Oya es nya cair kamu si ngajak ngobrol terus" ujar keyla
Ian memanggil salah satu pelayan yang berdiri agak jauh dari tempatku makan.
" pelayan sini aku pesan es cream lagi rasa vanila campur coklat ya bikin porsi agak besar" ujar ian
" baik tuan" ujar pelayan itu.
"Kamu disini dulu aku mau memainkan sebuah lagu dari biola ini untukmu"
Ian beranjak berdiri dari temoat duduknya di ambil biola yang berada di sampingnya. Perlahan dia mulai memainkan biola dengan irama sangat indah membuatku terbuai dalam alunan musiknya.
Dia terus memainkan biola dengan sangat mahir. "Entah sejak kapan dia bisa bermain bioala ya bukannya dia dulu suka main gitar" ujarku (dalam hati).
" kenapa kamu diem gak suka ya lihat ku main biola" ujar ian menghentikan irama biolanya.
" hemz suka kok suka banget malah, sekarang kamu tambah hebat " ujarku sambil ku pasang wajah imut ku dengan tersenyum lembut padanya.
" kamu bohong kan, jujur aja ada yang mau kamu tanyain kan ke aku" ujar ian kembali duduk di depanku. Di tarik ke dua tanganku di atas meja. Di pegang erat ke dua tanganku sambil berkata .
" jangan ada rahasia di antara kita" ujar ian menatap ke dua mataku.
Ku hanya terdiam melihatnya,
" maaf pesanannya tuan" ujar pelayan wanita di samping ian.
" baik taruh aja" ujar ian tanpa menoleh ke arah pelayan. Pelayan itu mulai pergi ninggalin kita berdua.
Ku lepaskan pegangan tangan ian. Ku ambil sendok di depanku mulai ku suapin ian dengan sesendok es cream.ian hanya terdiam menerima suapanku.
" kenapa gak kamu yang makan duluan bukannya ini rasa kesukaanmu kan" ujar ian
Belum sempat aku menjawab ian giliran suapin aku.

Kringg...
Bunyi hp kesayanganku yang selalu temani hafiku.
Mulai ku ambil yang ada di tas yang masih ada di pinggangku.
" hallo.."
" key.......!!" Teriak siska di balik hp itu.
" kamu di mana? Kenapa kamu pergi gak bilang ke aku? Cepat buruan beri tau aku kamu kemana aku akan jemput kamu sama rayan" ujar siska
" aku masih makan di kota C bentar lagi aku akan kasih tau kamu aku di mana, aku kirim alamatnya lewat sms aja ya" ujar ku
" baik buruan kirim alamatnya, kamu tega senang senang sendiri tanpa ngajak sahabatmu" ujar siska.
" iya iya... " segera ku tutup telfonya.

~○~
" siapa ? Siska ya apa dia mau kesini" ujar ian
" iya, benatr lagi dia segera datang sekarang lebih baik kita pergi, aku udah kenyang sekarang" ujarku yang mulai beranjak dari tempat dudukku.
" baiklah ayo, sekarang aku mau kuta pegi ke tengah kota, kita tunggu siska sama rayan di sana"
" baiklah " ujarku

Ian pun beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan uang di atas meja.
" pelayan sini" ujar ian
" iya tuan" ujar salah satu pelayan yang berjalan mendekat.
" ini uang buat kalian, terima kasih sudah bantu aku siapin ini semua. Dan di meja itu uang buwat bayar semua makanan yang aku pesan" ujar ian.

Ian menggandeng tanganku pergi dar restoran itu. Kita terus berjalan menuju tengah kota, Terlihat anak kecil yang menangis sendirian di taman. Melihat anak itu mengingatkakku pada masa kecilku, saat menangis sendiri di taman bermain. Ku lepaskan tangan ian,Segera ku hampiri adik kecil itu.


" hei kamu kenapa menangis sendiri, kemana orang tuamu" tanyaku pada anak kecil itu dengan membelai rambutnya.
"Hu..hu.hu..hu..."(tangis anak itu)
" kakak... !!!" Di peluknya tubuhku aleh anak kecil itu.
Ian yang mengetahui segera mendekat ke arahku dan anak kecil itu.di bungkukkan badanya dengan berkata." Adeg kamu kenapa ada masalah cerita sama kakak.mungkin kakak bisa bantu kamu" ujar ian membelai anak itu.
di lepaskan pelukannya dari badanku. " kakak aku tersesat, aku gak tau orang tuaku di mana. Aku takut kak disini sendiri. Kakak mau temani aku sambil nunggu orang tuaku" ujar anak itu.
Dengan terpaksa aku mengiyakan ucapan anak kecil itu.




To Be Continue

Cinta pertama chapter 31

"Maaf apa kamu yang ngasih bunga ini" tanyaku pada laki laki itu yang masih memainkan biolanya.
" iya, aku mau kasih kejutan buwat bidadari cantik di belakangku"

Di balikkan badannya ke arahku. Mataku terbelalak melihat siapa di depan mataku ini.
" ian ?? jadi kamu yang ngerjain aku kayak gini" ujarku dengan nada penuh emosi.
Ian tersenyum ke arahku.
" gak usah marah gitu, tambah jelek kamu kalau marah" jawab ian sambil berjalan mendekat ke arahku.
Dengan wajah cemberut,Ku jitak kepala ian dengan tangan kananku yang sudah di depanku.di pegang tangan kananku ia mulai mendekatkan mukanya tepat di depan mukaku.
" beraninya kamu jitak aku, gimana kalau balasannya aku cium kamu" ujar ian tersenyum ke arahku dengan tangan kanan yang masih pegang tanganku.tanpa menunggu jawabanku Di ciumnya lembut keningku.
"Ku lakukan semua ini buwat kamu, karana kamu sekarang udah lapar ayo ikut aku" ujar ian menggandeng tanganku bejalan pergi ke tengah taman.

Terlihat meja makan lengkap dengan berbagai macam makanan yang aku pesan tadi dan minuman. Ku lihat ke arah ian, dia hanya tersenyum dan melanjutkan langkahnya mendekat ke meja di depan mata kita.
Di seret salah satu kursi ke belakang " silahkan duduk tuan putri" ujar ian dengan menempelkan tangan kanan. ku hanya tersenyum melihatnya, segera aku duduk dengan senyaman mungkin.

" sini bunganya " ujar ian
" ini bungamu " ujarku menyerahkan semua bunga ke dekapan ian.

" pelayan sini" teriak ian memanggil salah satu pelayan restoran.
" baik tuan" teriak pelayan
" ini bunga susun bentuk hati di sekeliling meja makan kita ajak pelayan lain buwat bantu kamu. Nanti aku akan bayar semua tips bagi pelayan yang bantu aku" ujar ian pelan.
" baik tuan" ujar pelayan itu

Pelayan itu segera bergegas memanggil temannya membantu menyusun bunga yang sudah di bawa.
Di susunnya bunga sesuai permintaan ian.

"Kamu nyuruh mereka ngapain si" tanyaku pada ian.
" udah nanyi kamu juga tau" ujar ian, bergegas duduk di depanku
" hmz, oya sejak kapan kamu siapin ini semua? Bukanya kamu tadi sama cewek ya di luar restauran!!" Tanyaku. Yang mulai menyantap makan yang ada di depanku.
" hmz cewek itu dia pacar ke duaku" ujar ian dengan menahan senyum.
Tanpa menjawab ku letakkan kembali sendok makan yang sudah ku penggang dan beranjak berdiri dengan wajah cemberut.
Ian yang mengetahui aku marah menahan tanganku tuk pergi.
" aku bercanda, jangan marah gitu tadi itu penjual bunga yang kamu pegang tadi" ujar ian
" beneran hanya penjual bunga, tapi dia cantik" ujarku menoleh ke arah ian.
" gak ada wanita secantik kamu di mataku, lagian gak mungkin aku hianati kamu. Sekarang kamu duduk lagi terusin tu makanan" ujar ian

"Maaf tuan kami pergi dulu, bunganya sudah selesai" ujar salah satu pelayan itu
" baik pergilah" ujar ian.
Mataku terkagum kagum melihat kejutan dari ian lagi, bunga berbentuk love tersusun rapi di sekeliling meja makanku.
" kamu suka " ujar ian
Ku tersenyum sambil melihat sekeliling.
" iya aku sangat suka. Bunganya terlihat indah kalau gitu" ujar ku.
" sekarang kamu duduk lagi ya , kita makan dulu" ujar ian yang masih memegang tanganku erat.
Tanpa menjawab ku duduk kembali di kursiku.

" Ian ternyata begitu romantis, meski kadang dia cueg nyebelin tapi saat ini dia terlihat berbeda. Aku suka kamu yang seperti ini membuat ku nyaman" ujarku (dalam hati)

Kita mulai makan perlahan menikmati semua makanan dengan lahap yang ada di meja.
" bentar, kamu kalau makan pelan pelan tu di pinggir bibirmu ada noda bekas makanan" ujar ian yang langsung beranjak dari kursi mengambil tisu di depannya. Di bersihkan perlahan noda di bibirku dengan tisu yang dia bawa.

" permisi tuan ini kue dan es cream" ujar pelayan yang tanpa aku sadar udah di samping kita.
" baik letakkan aja" ujar ian
Segera di letakkan kue dan es creamnya. Pelayan itu mulai beranjak pergi.





TO Be Continue

Cinta pertama chapter 30

Dengan wajah cemberut keyla berjalan menuju restoran sendiri. Dengan muka cemberut Ia berjalan sambil bergumam dalam hati.
"Selalu seperti itu, baiklah terserah kamu lebih baik aku makan sendiri aja perutku udah gak bisa kompromi lagi, kalau dia mau makan nanti juga nyamperin aku"

Ku mulai masuk kedalam restoran, melihat sekeliling ruangan mencari tempat duduk di pinggir kaca biar aku bisa melihat pemandangan luar.
" itu dia, lebih baik aku duduk di sana aja" gumamku pelan.
Dengan semangat aku segera duduk,segera ku panggil pelayan untuk memesan beberapa makanan.
Mataku tiba tiba tertuju di luar restoran tersebut.
Terlihat ian bersama seseorang wanita yang gak ku kenal. "Ngapain si mereka, kenapa ian di kasih bunga segala sama wanita itu. Dan itu ngapain juga ian terima tu bunga dari cewek lain. Dasar cowok gak bisa tahan godaan wanita cantik.udah tau disini ada pacarnya malah berduaan di sana. Nyebelin banget dia, awas aja kalau kamu nanti kesini." Gumamku (dalam hati)

Aku yang terus melamun melihat ke arah ian hingga lupa aku tadi memesan makanan.
" mbak apa ada pesanan lagi" ujar pelayan yang berdiri di sampingku.
" hm iya.. maaf .. (aku pun tersadar dari lamunanku) udah itu aja mbak nanti kalau mau pesan lagi aku panggil" ujarku tersenyum tipis pada pelayan itu.
" Baik "
Pelayan itu mulai beranjak pergi. Ku lihat ke luar dari bilik kaca restouran. Sudah tak nampak ian lagi di luar. " Pergi kemana dia sama perempuan tadi" gumamku dalam hati.
Ku beranjak berdiri melihat dari bilik kaca, sudah gak ada jejak mereka. " kemana si mereka cepet banget perginya, ian awas ya kamu udah ngajak kencan. Aku di suruh nunggu di sini sementara dia sama wanita lain.awas aja kamu ian" dengan wajah cemberut, tangan mengepal menahan amarah.

" mbak ini minumannya" ujar pelayan yang tiba tiba udah di sampingku. pandanganku yang masih terarah ke luar mencari ian,Tanpa melihat ke arah pelayan.
" baik taruh aja di situ" ujarku.
Ku beranjak duduk kembali meminum segelas es capucino yang sudah aku pesan. Dengan penuh emosi ku minun Segelas es hingga tak tersisa.
Tak sadar aku menyenggol setangkai bunga mawar  di samping tanganku.
" ini apa?  siapa yang taruh bunga ini di sini." Gumamku lirih.ku lihat sekeliling ruangan tak ada seorang pun yang mencurigakan.
Ku coba melihat lihat bunga mawar yang ku pegang. "Sepertinya ada tulisan" ku coba buka tulisan kecil yang terselip di bunga mawar merah ini.

" I LOVE YOU KEYLA"

" sebenarnya bunga dari siapa ini, aneh banget kenapa dia tau namaku"
" maaf ini ada titipan buwat mbak" ujar pelayan yang tak sadar sudah di sampingku,Membuatku tekejut.
" kamu, membuat ku jatungan aja. Ada apa kenapa ngagetin aku emangnya makananya sudah ada?udah keburu lapar aku" ujarku
" maaf mbak saya cuma mengantarkan surat ini, makananya masih belum di bikinkan mbak sabar dulu ya" ujar pelayan sambil tersenyum ke arahku dengan menyodorkan setangkai bunga mawar lagi di pita kecil sepucuk surat.
" baiklah, kamu pergi siapin segera makananku. Aku udah lapar banget " ujarku
" baik" pelayan itu beranjak pergi .

~○~
"Sebenarnya ini kerjaan siapa, kenapa ngasih aku bunga segala pakai surat segala. Sekarang tu jaman canggih udah ada hp masih aja pakai surat segala" ujarku yang mulai membuka surat itu.ku baca dalam hati isi surat tersebut.

*isi surat*
" keyla aku sayang sama kamu, biarkan aku selalu mencintaimu meski jarak akan memisahkan kita. Itu tak akan memisahkan hati kita. Kalau kamu mau tau siapa aku.kamu berjalanlah ke depan 10 langkah "

"Apa apaan ini, belum makan udah di suruh jalan lagi sepeluh langkah ke depan. Sebenarnya siapa si ni orang aneh banget " ujarku

Ku beranjak berdiri karna penasaran sosok pengirim surat ini, ku langkahkan kakiku pelan dengan berhitung dalam hati seperti yang di bilang dalam surat tersebut.
" udah sepuluh langkah gak ada orang, yang ada cuma pengunjung restoran sama pelayan. Pasti ni ada orang ngerjain aku ya"
"Maaf mbak ada titipan surat lagi" ujar pelayan yang berjalan mendekatiku.
Ku ambil surat itu, ku buka perlahan dan ku baca dalam hati.

Isi surat
*kamu belok ke kiri di situ ada pintu kamu lewati pintu itu hingga keluar kamu melihat sebuah taman.*

"Apa lagi ini bikin jengkel aja, udah laper di suruh muter muter gak jelas"  ujarku dengan bibir di tekuk ke atas. Berjalan melangkah penuh emosi.
" awas nanti ketemu tu orang ku jitak kepalanya. Biar tau rasa beraninya ngerjain aku" ujarku lirih.
Mataku tertuju di pintu di depanku, ku berjalan mendekati, mulai ku buka dengan mata terkejut ku melihat taman yang indah di depan mataku dengan danau kecil dekelilingi pohon dan bebagai bunga yang indah. Ku bejalan mendekati taman itu. Ku tatap sekelilingku ada kolam renang juga. "Ternyata disini ada taman juga" ujarku melihat alam sekitar.
"Maaf nona ada titipan buwat nona" ujar pelayan laki laki menghampiriku
" bunga dari siapa ini" ujarku melihat ke arah pelayan itu. Tanpa menjawab dia menujuk ke arah pelayan di sampingnya. Betapa terkejut ku lihat begitu banyak pelayan berbaris dengan setangkai bunga mawar di tangannya.
Entah sejak kapan banyak pelayan berbaris membawa setangkai bunga itu.
" nona ambil semua bunga yang di bawa pelayan, nanti akan tau siapa yang ngasih bunga ini buwat nona" ujar pelayan
" baiklah" jawabku.

dengan terpaksa Ku mulai mengambil satu persatu bunga mawar merah yang di bawa pelayan. Hingga tanganku tak cukup membawa begitu banyak bunga.
" apa masih ada lagi" tanyaku pada pelayan
" nona lihat di sana berjalanlah ke sana" jawab pelayan laki laki itu.

Terlihat sosok laki laki menghadap ke belakang sambil memainkan biola yang sangat indah. Ku coba mendekatinya. Berjalan pelahan ke arah suara biola itu.


To Be Continue

Cinta pertama chapter 29

20 menit kemudian .


Ku buka pintu kamar mandi di depan mataku sudah terlihat deretan macam model baju yang di gantung sudah tertata rapi mulai dari berbagai macam merek baju. "Apa Semua ini sudah di persiapkan untukku.katanya pelayan yang siapin kenapa, gak kelihatan satu pelayan pun apa sudah pergi ya" ujar keyla berjalan menuju baju itu.
" kamu gak suka sama semua baju itu". Ujar ian berbicara di bilik pintu menyandarkan badannya di pinggir pintu menatapku

Keyla tekejut dan menatap ian di bilik pintu.
" aku suka, cuma kenapa gak ada pelayan sama sekali bukanya tadi kamu bilang pelayan yang antarkan baju untuk kita" ujar keyla
" semua pelayan sudah pergi, sekarang kamu coba semua baju itu, biar aku yang pilih cocok yang mana buwat kamu" ujar ian
Dengan mata terkejut melihat baju begitu banyak harus aku coba satu per satu, " apa gak langsung pilih aja kenapa harus coba semua,aku pilih yang menurutku bagus ya gimana kalau baju warna biru muda, putih, sama biru tua ini." Jawab keyla yang sedang mengambil 3 baju yang di pilihnya.

" baiklah terserah kamu, bawa ke kamar mandi buruan ganti baju, sampai kapan kamu mau pake handuk itu terus." Ujar ian berjalan mendekat ke arahku di dorongnya pelan badanku ke kamar mandi.
"Baiklah" . Keyla

~○~
Ku coba baju berwarna biru muda,  bejalan keluar perlihatkan ke ian baju yang ku pakai. Di tatapnya badanku dari atas sampai bawah.tanpa menjawab dia hanya menggelengkan kepalangnya.
Ku berjalan kembali menuju kamar mandi. Ganti baju berwarna biru tua, aku mulai keluar menunjukka ke ian lagi.
"Ganti ganti jelek" ujar ian
Dengan terpaksa aku berjalan menuju kamar mandi ganti baju yang warna putih pilihanku
yang tersisa.

" gimana kalau ini" ujarku dengan percaya diri .
Tanpa menjawab ian hanya terkagum melihatku. Di lihatnya aku dari atas samapi bawah.
" gimana aku cantik kan" ujarku Berjalan mendekat ke arahnya.
" iya kamu cantik pakai baju ini" hari ini kita keluar tempat ini lewat pintu belakang sini jadi kita gak harus lewat sekolahan lagi akj mau ajak kamu kencan sekarang" ujar ian mengulurkan tangan kanannya.

Ku terima uluran tangannya, ia menggemgam tanganku dan berjalan keluar melewati taman bunga dengan berbagai jenis warna kupu kupu yang mengikuti kita .
" kita pergi kemana, bukanya mobil kita ada di sekolahan terus kita mau naik apa" tanyaku.
" nanti kamu juga tau sendiri, aku akan membuat kencan kita tu berbeda"  ian.
" baiklah" ujarku.
Berjalan Tanpa sadar kita sudah keluar dari taman .Dia terus menggenggam tanganku erat berjalan menuju ke halte di depanku.
Tak berapa lama Terlihat sebuah bus yang melintas berhenti tepat depan kita, ian yang masih menggenggam erat tanganku, mengajakku berjalan masuk kedalam bus.
" kita naik bus ini" tanyaku yang masih bediri di pintu.
" iya kamu gak pernah naik bus" jawab ian
" gak pernah, lagian juga males banget aku baunya aku gak suka rasanya mau muntah" jawabku
" udah gak pa kan kali ini aja kamu naik bus, sekarang ayo cepat naik"
Dengan terpaksa aku mulai naik ke bus,melihat wajah ian yang begitu berharap aku naik bus .membuatku tak bisa menolak ajakan ian.
" kita sebenarnya mau pergi kemana ? "
" kita mau jalan ke kota"

~○~
Ku ambil tempat duduk di tengah pinggir kaca, sambil melihat pemandangan luar.
Tak berapa lama sopir bus ngerem mendadak bikin semua penumpang kaget.
Sreeetttt......

"Gimana si pak kalau nyetir hati hati dong " ujar salah satu penumpang
" iya. Kita hampir aja celaka" saut penumpang lainnya.
" maaf. Maaf tadi ada orang nyeberang mendadak" kata pak supir bus

Ian memelukku erat dan melindungi kepalaku dengan tangannya agar tak terbentur kaca . Ku tatap mata ian melihat dia begitu perhatian kayak gini bikin aku tak sanggup tinggalin dia. Dan pelukannya membuat ku nyaman, "terima kasih ian" (dalam hati)
" kamu gak papa kan, maaf harus buwat kamu ngerasain kejadian kayak gini" ujar ian
" udah gak papa, baru pertama kali ngerasain naik bus ternyata seru juga ya" ujarku
Dia hanya tersenyum lembut padaku, di belainya rabut panjangku. Ku letakkan kepalaku di bahunya, menimati rasanya naik bus berdua.
" oya kenapa kamu tiba tiba ngajak aku bolos lagi, seandainya orang tuaku tahu pasti mereka marah banget sama aku dan bisa bisa aku suruh pindah sekolah lagi"  ujarku
" udah orang tua kamu gak bakal tau, bukannya kamu memang mau pindah sekolah kan. Hari ini aku mau seharian penuh denganmu. Sebelum kamu pergi tinggalin aku lagi. Aku gak akan memaksa kamu tuk tetap disini kalau memang impianmu di sana aku rela korbankan cintaku jauh. Dan yang terpenting kamu selalu ingat janji kita.dan suatu saat nanti waktu kita bertemu kembali aku gak akan biarkan kamu pergi lagi. Kamu harus tetap bersamaku di sampingku tak kan ku biarkan kamu pergi dariku lagi" ujar ian.
Ku tatap mata ian , " kenapa dia tau kalau aku akan pergi" ujarku(dalam hati)
" ian kamu beneran gak papa aku pergi" ujarku dengan terus menatap  mata ian
Tanpa menjawab dia hanya tersenyum lembut padaku.

"Aku tahu sebenarnya kamu terluka tapi kamu nyembunyiin itu semua hingga kamu terlihat tegar dengan semua ini. Aku gak nyangka kamu akan relakan aku pergi. Tapi aku akan selalu pertahanin hubungan kita ian meskipun kamu jauh dariku" ujarku
" udah sekang kamu diam dulu, kita udah mau turun"  ujar ian
Bus pun berhenti di tengah kota A.
Aku dan ian mulai beranjak dari kursi penumpang berjalan turun dari bus.
" akhirnya turun juga" ujarku
Ku tatap sekeliling kota begitu padat . Kita terus berjalan. entah dia mau mengajakku kemana .
Matanya tertuju pada sebuah restoran.

Tanpa sadar perutku berbunyi.
" krukkkk...krukkkk..."

Ian tersenyum ke arahku." Kamu lapar ya, udah ayo ke restoran itu" ujar ian
Aku yang malu berjalan mengikuti ian
" tunggu kenapa kamu ninggalin aku" ujarku berlari mengejar ian yang terus berjalan di depanku .
" kamu masuk aja dulu aku mau ke suatu tempat, kamu gak boleh kemana mana tunggu aku di dalam aku cuma bentar kok" ujar ian.


To Be Continue

Cinta pertama chapter 28

"Kamu mau bawa aku kemana lagi " tanyaku
" kamu harus ganti baju dulu "  ujar ian
" emang disini ada tempat buwat ganti baju" jawabku.
" entar kamu juga tau " ian terus berjalan menuju tengah taman jauh dari air terjun buatan tadi.
" kamu gak capek gendong aku" keyla. Di tatapnya muka ian yang terlihat begitu tampan.
" lebih capek lagi kalau kamu jalan sendiri, entar ngilang jadi aku yang repot cari kamu" ujar ian. Tersenyum tipis dengan kaki terus berjalan Menelusuri taman bunga. Ku hanya diam melihat pemandangan sekeliling yang begitu indah pohon yang tertata rapi. Dan berbagai jenis tanaman bunga yang begitu indah. Di iringi suara kicauan burung dan kupu kupu berterbangan dimana mana.
Taman ini seperti surga di sekolahanku.

Ya mungkin karna orang tua rayan pemilik sekolahan mewah ini. Jadi tersirah dia mau buwat apa di sekitar sekolahan. Lagian taman ini juga bagus dan gak ada yang tau taman ini kecuali keluarganya. Apa begitu banyak rahasia si di taman ini. Kenapa anak yang lain gak boleh masuk ke taman ini.
Pandanganku tertuju di rumah kayu yang begitu unik di ujung taman di depanku dengan di kelilingi bunga mawar putih yang begitu indah,memang taman ini sunggug indah.
" itu rumah siapa? " tanyaku
" itu rumah brayen dan rayan yang buwat tapi rayan yang selalu ke tempat ini sendiri. Namun sepertinya sekarang rayan udah jarang ke sini. Kalau brayen lebih suka di ruangannya sendiri di tempat pertama aku merasakan cinta. Kamu tau gak ?" ujar ian.
"mang kamu merasakan cinta dengan siapa, sheila ya" ujarku. Ku tekuk mukaku.
"sekarang gak usah bahas sheila lagi, lebih baik kita bahas hubungan kita berdua. Kita perbaiki hubungan kita yang sempat renggang gara gara cemburumu tu" ujar ian tersenyum tipis ke arahku.

Ian terus berjalan mengarah ke rumah itu, di turunkan pelan badanku tepat di depan pintu rumah kayu. Di buka pelan pintu yang tak di kunci itu, terlihat berbagai hiasan dan barang barang unik yang indah terpajang di setiap sudut rumah. Meskipun kecil Rumah ini ternyata lengkap dengan sofa, tv , dapur dan ruang makan, Seperti rumah sungguhan dalam dongeng. Aku berjalan masuk meninggalkan ian yang masih di belakangku. Ku coba telusuri setiap sudut ruangan. Ku buka satu persatu pintu yang ada di rumah ternyata hanya kamar tidur lengkap dengan foto rayan" mungkin ini kamar rayan " ujarku (dalam hati). Ku lihat masuk ke kamar melihat foto yang terpajang di kamar,ku buka laci di samping ranjang, mataku tertuju foto yang sudah mulai berdebu, ku tiup debu itu hingga Terlihat foto yang begitu familiar . " ini foto rayan, brayen dan ian waktu kecil. Dan wanita yang cium ian ini apa mungkin dia sheila. Ternyata ciuman pertama ian bukan aku, ciuman pertama ian di ambil sheila. Kenapa dia diam saja di cium sheila. Nyebelin banget Dan sementara ciuman pertamaku adalah ian" lirihku pelan. Tanpa sadar ian beranjak masuk ke kamar melihatku yang sedang duduk di ranjang melihat sebuah foto.
" kamu lihat apa key" tanya ian.
Suara ian membuatku terkejut, dan ku masukan foto itu di laci ku tutup perlahan laci itu. Ku beranjak berdiri dari ranjang berjalan ke arah ian.
" gak lihat apa apa kok, lihat foto masa kecil rayan tadi" jawabku.
" ini handuk, lebih baik sekarang kamu mandi di kamar ujung itu, pelayan sedang menuju ke sini bawakan baju buwat kita".
"Tapi kita kan masih jam sekolah apa perlu kita bolos lagi". Ujarku
"Udah gak usah fikirkan itu,  aku akan urus semua. Lebih baik sekarang kamu mandi habis itu ganti baju. Aku akan mandi disini kamu mandi di kamar ujung " jawab ian.
" baiklah" ujarku berjalan keluar dari kamar menuju kamar ujung di samping kamar ini.
(Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu, kalau tidak kenapa dia tidak menyuruhku mandi di kamar itu. Apa mungkin soal foto itu) ujarku dalam hati_



To Be Continue

Cinta pertama chapter 27


Malam yang begitu indah sudah terlewatkan. Ku sambut pagi dengan senyuman ku lihat sinar matahari yang mulai menyorot ke kamarku. Teringat di otakku.kejadian malam tadi yang membuatku seperti mimpi.
Hari ini hari sekolah ku terakhir, hari libur sekolah sudah mulai di depan mata.
Ku beranjak dari kamar tidurku. Ku lihat siska yang masih tidur ter balut selimut tebal di sampingkku. Mulai terlintas di otakku terfikir saat nanti aku harus pergi ninggalin kota ini.
"Saat pergi nanti apa aku bisa seperti ini lagi. Apa aku bisa berpisah dengan 2 orang yang paling aku sayang. siska dan ian apa sanggup aku pergi tanpa mereka nanti" (dalam hati)
Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Tanpa membangunkan siska yang masih tertidur pulas.

~○~
10 menit kemudian. Ku buka pintu kamar mandi, berjalan keluar dengan rambut yang masih basah.ku lihat siska yang masih terbaring pulas di ranjangku.

"Ka ada rayan, cepat bangun" ujarku
Siska pun beranjak dari kamar tidur dengan mata yang masih mengantuk. Dengan nada panik mencari rayan " dimana rayan? Dimana? "
Aku menahan tawa melihat tingkahnya yang begitu konyol." Gak ada" ujarku .
Dengan muka cemberut bibir mungilnya di tekuk
" keyla awas ya kamu"  siska.
" salah siapa udah Tau sinar matahari udah muncul malah tidur pulas gitu. Kamu mau ketemu rayan gak nanti buruan mandi. Keburu telat sekolah, hari ini kan hari terakhir sekolah mulai besok kita libur panjang" ujarku mendorong punggung siska dengan ke dua tanganku menuju kamar mandi.

Siska menekuk mukanya, menahan tangis sambil berkata," tapi apa kamu juga jadi pergi key, apa gak bisa di batalin rencanamu"
Ku pegang pundak siska, " udah jangan sedih meski kita jauh aku gak akan pernah lupa sama sahabat terbaikku. Lagian kamu juga kan mau nyusul aku nanti kuliah disana. Entah nanti aku pergi ke new york atau landon aku akan selalu kabari kamu" keyla.

Siska berjalan mendekat memelukku erat.
"Kamu harus selalu ingat aku ya, jangan cari sahabat lain. Pasti gak ada sahabat sebaik aku nanti" siska.
Ku lepaskan pelukan siska perlahan." udah buruan mandi, aku tunggu di ruang makan" keyla.
" baiklah" ujar siska yang mulai menutup pintu kamar mandi.
Ku Beranjak turun menuju ruang makan.

~○~
Ku berjalan perlahan menuju meja makan, terlihat berbagai macam makanan, buah buahan dan dua gelas susu juga sudah tersedia di meja. Ku tarik ke belakang kursi di sampingku. Ku buka piring yang tengkurap di depanku, dan mulai ku ambil posisi duduk senyaman mungkin.

"Bi orang tuaku apa udah berangkat kerja" tanya keyla
" udah non baru aja berangkat, sepertinya buru buru. Nyonya dan tuan juga belom sempat makan" jawab pelayan keyla
" ya udah bi, aya bi nanti kalau aku pergi jaga siska ya biar dia tinggal di sini sama bibi samapi lulus sekolah nanti."
" emangnya non mau kemana, apa non juga ikut tuan ke landon" tanya pelayan
" iya bi.Jaga rahasia ya jangan beri tau ian kalau dia maen kesini". Ujarku
" baik non, kalau gitu bibik pergi dulu" jawab pelayan keyla.
" baik tolong panggilkan siska dulu bi di kamar suruh cepat turun". Ujarku

○ 20 menit kemudian
Siska terburu buru turun menuju ke meja makan.
"Ayo berangkat sudah telat nii" ujar siska
" kamu makan dulu, atau kamu bawa bekal buwat kamu nanti" ujarku
" gak usah ayo berangkat" jawab siska. di tarik tangan kiriku.
" bii yolong cepat bikin bekal 1 buat siska" ujarku dengan nada teriak.
" baik non" ujar pelayan keyla
"Udah kamu minum ni susu dulu. Udah di siapin sama bibi kamu harus minum"  ujarku.
" baiklah" siska

Di ambil gelas yang ada di meja, di minum perlahan hingga sisa setetes susu di gelas. Di letakkan kembali gelas letaknya semula. Dan mulai beranjak pergi.
" udah selesai ayo berangkat" siska
" baiklah" ujarku berjalan mengikuti siska.
Ku ambil mobil di garasi.
Terlihat pelayanku berlari ke arahku." Non bekalnya " teriak pelayan keyla.
" oya bi. Makasih ya" ujarku.
"Ni bawa buwat kamu entar"
Ku langkahkan kaki masuk ke dalam mobilku. Perlahan tancap gas pergi keluar dari dari rumah.
" semoga kita gak telat nanti" ujarku

~○~
Prov ian
"Apa keyla dan siska masih tidur jam siegini belum berangkat juga. Apa ku coba telfon dia aja"
Ku ambil hp di saku. Mencari nama keyla di hp mencoba memanggil. " kenapa gak di angkat juga. Yadah lah mungkin dia di jalan" ujarku.
"Ian kamu gak tau mertuamu di sekolahan tu di ruang kepala sekolah" ujar gian berjalan menuju tempatku berdiri di depan pintu kelasku.
" emangnya ada apa" ujarku dengan nada panik.
telitas di fikiranku keadaan keyla. (Dalam hati)" apa terjadi sesuatu sama keyla"
" lebih baik kamu ke sana sekarang" ujar gian
Tanpa menjawab ku langsung berlari menuju ke ruang kepala sekolah.
" kamu mau kemana, kenapa panik gitu " tanya rayan yang melihatku lari.
" ech kamu apa terjadi sesuatu sama keyla, kenapa orang tuanya ke ruang kepala sekolah".
Tanyaku
Rayan hanya tersenyum tipis melihatku.
" kamu terlalu kawatir banget sama keyla, siska bilang dia lagi di jalan sekarang sama keyla.kamu tenang aja jangan terlalu kawatir" . Ujar rayan
" terus orang tua keyla kesini ada apa" ujarku.
"Lebih baik kita kesana cari tau" jawab rayan
Kita pun berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Back keyla

" hey kalian mau kemana" teriak keyla berjalan ke arah ian dan rayan.
" kalian baru datang, aku kira kalian gak sekolah tadi. Kamu ikut aku bentar key" ian menarik tanganku berjalan pergi dari rayan dan siska.
" kita mau ke mana?". Tanyaku
" nanti kamu juga tau" ujar ian.
Tak sadar tali sepatu kiriku lepas dan ke injak kaki kanan membuat ku terjatuh tersungkur di lantai.
"Aw!!" Keyla
" key. Kamu gak papa" ian dengan nada panik jongkok di depanku
" gak papa kok,makanya kamu pelan pelan kalau jalan" ujar keyla
" baiklah!! (Tersenyum lembut pada keyla) Tali sepatumu lepas ternyata" ujar ian. Di pegangnya sepatu di kaki kiriku, pelahan dia mengikat kembali tali sepatuku. Tanpa menolak Ku hanya menatapnya.
"Udah !!sekarang kamu mau jalan sendiri atau aku gendong belakang" ujar ian.
"Aku bisa jalan sendiri " ujar keyla, mencoba berdiri perlahan namun kakinya terasa sakit. Membuat ia tak bisa berdiri. Ian yang melihat keyla merasa sakit di jongkokkan badan menghadap depan " udah kamu naik, aku akan gendong kamu" ian.
Aku yang semula menolak ajakan ian kini tanpa menjawab sepatah kata pun. Mulai ku naikan badanku di atas punggung ian. Ku peluk leher ian.  DIa perlahan berdiri dan berjalan menuju suatu tempat.Semua mata tertuju pada kita di setiap kita melangkah.
"Mereka benar benar serasi ya" ujar salah satu anak yang melihat kita

" mereka kan udah tunangan kan, jedi bebas lah bertingkah giman pun" saut yang lain.
Tanpa menhiraukan kata orang lain ian terus berjalan menuju suatu tempat jauh di belakang sekolah.
"Sudah sampai" ujar ian
Mataku terkejut melihat di depan mataku begitu banyak tanaman berbagai macam bunga yang indah dengan berbagai jenis kupu kupu yang berterbangan. Semua bunga ini terawat dan gak ku sangka ada taman bunga yang indah ini jauh di belakang sekolah ternyata.
" bagus sekali" ujarku. Menyodorkan tanganku ke depan ada sebuah kupu kupu yang hinggap di jari manisku.
" kupu kupu ini cantik" ujarku.
" seperti kamu" ujar ian
" apaan si ian!!" Ujarku
Ian hanya diam, berjalan menuju tempat duduk di tengah taman bunga yang indah. Di samping air terjun buatan yang tak kalah indah juga.
Di letakkan ku di atas tempat duduk panjang di tengah taman.
" semua ini milik siapa" tanyaku . Dengan pandangan mengarah di setiap sudut taman.
" ini tu taman rayan dan brayen mereka yang buat taman indah ini. Dan baru kali ini aku kesini, karena alergiku pada bunga aku terus menghidari bunga namun entah kenapa alergi itu hilang bila dekat kamu sekarang. Mungkin kamu penawarnya" ujar ian.
"Kamu diam dulu" ujar ian. Ia berlutut di depanku, di lepaskan sepatu kiriku,Perlahan menyetuh kaki kiriku.


Krek..krekk..
"Achh kamu matahin kakiku" ujarku melepas pegangan tangan ian di kakiku.
"Coba kamu berdiri dulu" ujar ian.
" gak mau, kakiku jadi patah kan tadi suaranya seperti patah gitu".ujarku. mulai ku tekuk bibir mungilku. Ku palingkan wajahku, mataku tertuju ke air terjun buatan di depan kataku tanpa sadar aku pun berdiri berjalan pergi. Langkahku pun terhenti teringat sesuatu.
" kakiku ternyata gak patah" ku pegang kaki kiriku. ku pun loncat loncat mencoba kakiku benar sembuh atau patah. Ku coba jalan ke depan balik lagi ke belakang.ku coba bolak balik hingga 3x. Ku sentuh kaki kiriku (dalam hati) "ternyata kakiku gak papa" .
Ian hanya tersenyum menahan tawa melihat tingkahku.
"Gimana patah gak" ujar ian. Yang masih menahan tawanya.

~○~
Tanpa menjawab sepatahpun.ku pun berjalan pergi menuju air terjun buatan di depanku.
"Key kamu kemana, ?? Kamu gak ucapin terima kasih ke aku?" Teriak ian
Tanpa menjawab aku duduk di pinggir air terjun. Ku lepas ke dua sepatu. Ku masukan ke dua kakiku ke pinggiran kolam dari air terjun buatan.ku duduk di pinggiran memainkan air dengan mengayuhkan kakiku, terlihat banyak ikan warna warni di kolam. Ian berjalan mendekat ke arahku, melepas ke dua sepatunya dan mulai duduk di sampingku, memasukan kakinya juga ke kolam.terlintas di pikiranku mencoba menjahilinya ku ayunkan kakiku cepat hingga air mengarah ke atas mengenai ian. Ku hanya tersenyum menahan tawa melihatnya basah.
Ian menoleh ke arahku, melihatku dengan tatapan tajam seperti mau menerkamku.
" maaf !!" Ujarku  tersenyum tipis dengan menatap ke dua matanya.
"Awas ya!!" Ujar ian. Di ambilnya air dengan tangan kanannya di siram ke arahku beruntun. Dengan tersenyum melihatku menutup mukaku dengan ke dua tanganku.
" udah udah ian" ujarku. Meronta dengan ke dua tanganku. Ian terus menyiramku tanpa henti , ku yang terus meronta dengan ke dua tanganku. Tak sadar Badanku mulai miring ke kolam. Ku tarik tangan ian membuat kita terjebur ke kolam bersama.
Aku mencoba menjahili ian lagi, kolam yang gak terlalu dalam hanya sebahu orang dewasa ini.ku tenggelamkan badanku ke tengah kolam hingga tak telihat daei permukaan.
"Key kamu dimana" teriak ian dengan nada panik mencariku.aku hanya diam.
"Key!! Maafin aku" ujar ian yang mulai panik mencariku. Mulai dia berenang ke pinggir kolam tak melihatku. Merasa kasihan melihat ian sudah mulai putus asa. Ku muncul dari tengah kolam.
"Yayyy aku disini!!" Ujarku yang muncul dari bawah air di tengah kolam.
Ian yang semula panik, berubah ekpresi wajahnya menjadi cemberut. Berjalan mendekatiku yang berada di tengah kolam.
"Puas Kamu bikin aku kawatir" ujar ian dengan muka cemberut. Yang terus berjalan perlahan di antara air mendekatiku.
"Maaf udah bikin kamu kawatir" jawabku. Ku tekuk bibir mungilku. Dia yang berada tepat di depanku menatap mataku. Ku yang takut tak berani menatap matanya. Di dekatkan mukanya tepat depanku.Di cium lembut pipi kiriku,ku pegang pipiku dan tersenyum tipis merasakannya.
tanpa bicara dia menggendongku dengan ke 2 tangannya ,melangkahkan kaki pergi ke pinggiran kolam.
"Kamu gak boleh terlalu lama di dalam kolam, entar kamu sakit lagi kan aku jadi repot" ujar ian
" jadi kamu gak mau rawat aku kalau sakit" tanya keyla. Di tekuknya bibir mungilnya kembali. Kali ini aku benar benar marah.
" gitu aja udah ngambek, kan aku cuma bercanda" ujar ian.
"Kalau kamu sakit, aku jadi ngerasa bersalah gak bisa jagain kamu dengan benar" ujar ian.
Tanpa menjawab aku hanya tersenyum mendengar kata kata ian.






To Be Continue

Cinta pertama chapter 24

Back keyla

Setengah jam kemudian,
siska yang memapah badanku membawaku masuk di bukanya pintu rumahku.terlihat mamaku yang masih duduk di ruang tamu nunggu aku pulang. Dengan tatapan terkejut mamaku menghampiriku,
" keyla kamu dari mana basah kuyup gini" tanya mamaku. Aku hanya terdiam terbayang di otakku kejadian tadi yang membuat hatiku semakin terpukul. Mamaku mulai kawatir melihat keadaanku, di sentuh keningku dengan tangan kanannya " kamu panas banget key, mama ambilin air hangat buwat ngompres kamu" ujar mamaku padaku.
" siska kamu bawa masuk dia ke kamar biar dia mandi dan ganti baju dia dulu, aku akan ambil air hangat dulu" ujar mamaku pada siska.
" baik tante" jawab siska pada mamaku.Siska yang masih memopah badanku di pundaknya di pegang erat tangan kananku. Bejalan naik tangga menuju ke kamarku di lantai 2. Di bukanya pintu kamarku, "Kamu mandi dulu ya key habis itu ganti baju" di lepaskan tanganku dari pundaknya, terlihat mamaku datang mengahampiri kita membawa air hangat, " kamu jangan seperti ini key, kamu gak boleh seperti ini karna cinta, ingat key masa depan kamu masih panjang jangan terlalu berlebihan karna cinta. Karan itu akan merusak hidupmu, kamu anak mama satu satunya jangan seperti ini kalau memang ada masalah kamu bisa cerita ke mama atau ke siska jangan di pendam sendiri. Sekarang kamu cepat mandi" ujar mamaku. Aku yang semula  memandang dengan tatapan kosong, ku coba tersenyum ke arah mamaku.ku balikkan badanku, ku ambil handukku di bilik lemari berjalan menuju ke kamar mandi. Mama dan siska yang masih menunggu ku mandi, duduk di ranjangku.

~○~
Prov siska
" ka jawab jujur pada tante, apa keyla lagi ada masalah dengan ian" tanya mama keyla padaku
" iya tante. Sepertinya key salah paham melihat ian jalan dengan sheila taman baik ian" ujarku
" sepertinya mereka memang masih belom dewasa jalani hubungan. Biar tante yang akan nasehati keyla nanti" ujar mama keyla padaku
" tante apa keyla akan ke landon " tanyaku
" kamu tau dari mana?" mama keyla
"Keyla yang cerita tadi di perjalanan tante, tapi kalu itu terbaik buwat keyla gak papa tante nanti kalau aku kuliah juga minta ke papa tuk kuliah di landon agar bisa nemenin keyla disana" ujarku sambil tersenyum pada mama keyla.
Sambil tersenyum padaku mama keyla berkata.
" iya kamu memang sahabat keyla yang paling baik, yang tante kenal".
Ku hanya membalas dengan senyuman lembut pada mama keyla

~○~
Prov ian.

" aku antar kamu ke apartemenmu aku bisa pilang sendiri kok nanti" ujar sheila padaku.
"Baiklah terserah kamu" ujarku. Ku langkahkan kaki ke apartemenku kamar no 205 . Terhenti langkahku di depan lift terbuka pintu lift ku langkahkan kakiku masuk.

" Lebih baik kamu sekarang pulang aku bisa masuk ke kamarku sendiri. Aku gak mau nanti sheila salah paham lagi padaku, besok aku akan antar kamu ke bandara dan segera pergilah di hadapanku dan keyla.dan kamu harus tepati janjimu jangan ganggu lagi hubunganku dan keyla.aku sudah anggap kamu adikku sendiri, kewajiban kakak selalu jaga dan lindungi adik sendiri. Dan perasaan itu tidak lebih, maaf sheila pergilah" kataku

" baiklah aku akan pergi," kata sheila. Pintu lift pun tertutup, sheila masih di depan pintu lift memandang pintu " tapi ku yakin suatu hari nanti kamu akan jadi milikku ian. Dan kamu keyla aku akan membuat hubungan kalian hancur lebih dari ini, tunggu aja nanti aku akan membalas semuanya. Keyla!!" Ujar sheila dalam hati Dengan tersenyum sinis.

~○~
Back keyla

Setengah jam  kemudian.
Selesai ku mandi ku buka pintu kamar mandi terlihat di ujung kamar siska dan mamaku sedang duduk berdua menungguku selesai mandi.
" kalian masih nunggu aku" ujarku pada mereka
Siska hanya tersenyum.berjalan ke arahku membawa baju tebal warna biru tua di angkat dengan ke dua tangannya menuju ke arahku  " kamu sudah selesai mandi, ni aku bawakan baju khusus buwat kamu biar kamu gak kedinginan nanti". Ku pun tersenyum melihat siska yang begitu baik padaku " baiklah aku akan pakai, makasih ya ka kamu sahabatku paling baik. Selalu ada buwat ku".
" aku akan selalu ada buwat kamu key lebih dari pacarmu.selama kamu belum nikah suatu hari nanti aku akan selalu temeni kamu. Karna kita sahabat selamanya" ujar siska dengan senyum lembut padaku.
Ku peluk siska yang berdiri tepat di depanku. " "makasih ya ka" ujarku. Mama yang duduk di ranjang tersenyum melihat persahabatan kita berdua. Di lepaskan pelukanku,
"Oya aku mandi dulu, mama kamu mau bicara sebentar aku tinggal ke kamar mandi dulu ya" ujar siska yang mulai berjalan menuju ke kamar mandi. Aku hanya menatap siska tanpa menjawab sepatah kata. Ku lihat ke arah mamaku
" sini anak mama yang cantik" ujar mamaku dengan melambaikan tangan ke arahku.ku yang semula berdiri berjalan mendekat dan duduk di samping mamaku.
"Ada apa ma ?" Tanyaku
Di belai lembut rambut panjangku.
" anak mama ini pasti ada masalah ya, mau gak cerita ke mama. Mungkin mama nanti bisa bantu selesain masalah kamu" ujar mamaku
" maaf ma!! Sekarang aku gak bisa cerita masalahku.mungkin nanti jika sudah waktunya aku akan cerita semua masalahku. Biarkan aku menyelesaikan sendiri masalahku" jawabku
" baik lah, mama gak memaksa kamu, cuma mama mau nasehati kamu. Jika kamu masih bisa pertahanin hubungan kamu tetaplah pertahankan, jika sudah gak bisa untuk di pertahankan lagi lepaskan. Jika kamu memaksa terus bertahan kamu akan hancur sendiri. Kamu masih punya masa depan yang panjang key. Kalau kamu masih sayang sama ian dan sebaliknya ian juga masih sayang sama kamu. Kalian harus saling percaya satu sama lain jangan terpengaruh pada salah satu penghancur hubungan kalian. Tetaplah berjuang jika kamu masih sanggup untuk bertahan key. Petahankan !! Semangat anak mama aku yakin pasti bisa hadapi masalah kecil ini." Ujar mamaku tersenyum lembut ke arahku. Di cium keningku. Mamaku yang semula duduk kini berdiri dengan berkata " mama pergi dulu biar nanti siska yang bantu kamu kompres keningmu. Sekarang lebih baik kamu fikirkan keputusan yang akan kamu ambil. Jangan terburu buru ambil keputusan pikirkan matang matang" di langkahkan kaki mamaku berjalan pergi keluar kamar.





To Be Continue

Cinta pertama chapter 26

Aku hanya menggukkan kepala tanda aku setuju ikut dengannya. tanpa menjawab sepatah kata ian pun memegang tanganku erat berjalan menuju pelampung yang emang sudah di siapkan dari tadi. Terlihat  pelampung karet angsa pink raksasa di pinggir kolam renang. Mulai ku langkahkan kakiku duduk di pelampung. Ian yang masih mengenggam tanganku ikut duduk di sampingku.  Di dayung pelan pelampung itu dengan tangan kirinya  ke tengah kolam yang sudah di kelilingi cahaya lilin yang indah.

Ian menatap mataku,Di pegang eratnya ke dua tanganku. Ian mulai mendekatkan tatapannya ingin menciumku. Namun terhenti terdengar suara dari pinggir kolam " ehem ehem." Papaku
Aku yang semula menutup mataku membuka mata kembali, dan ian hanya tersenyum tipis padaku.
" ingat ya ada kita di sini jangan berbuat macam macam" teriak papaku di pinggir kolam. Kita berdua saling tatap muka dan tersenyum bersama.
"Lain kali aja kalau gak ada orang tuamu" bisik ian
Ku palingkan wajahku ke kanan " gak mau " ujarku.
"Oya keburu malam sekarang kamu pilih salah satu di cahaya lilin yang mengapung ini yang menurutmu paling terang dan paling bagus" ujar ian
Aku pun duduk dan memilih cahaya lilin yang paling bagus dan terang dari cahaya lilin yang lain ku angkat dengan ke dua tanganku,beranjak berdiri kembali. ku tunjukan ke ian yang ku bawa. " ini menurutku paling terang". Ujarku

Ian tersenyum padaku  "ternyata memang benar tebakanmu, sekarang ulurkan tangan kananmu" ujar ian
Tanpa ragu ku ulurkan tangan kananku ke depan ian, di ambil sesuatu yang ada di samping lilin itu, ternyata sudah ada cincin di samping lilin itu tanpa aku sadari dari tadi.
Di pakaikan cincin ke jari manisku. Dengan tatapan terkejut melihatnya, belum sempat ian bicara.ku peluk ian sangat erat, ku cium kening ian dengan penuh bahagia " terima kasih ian".
"Iya tapi jangan peluk aku seperti itu nanti kalau kita nyebur ke kolam gimana"  ujar ian melepas pelukanku perlahan.
Aku yang terlalu senang tak menyadari pelukan bahagiaku membuat pelampung oleng perlahan.
Dengan senyum tipis ke ian " iya, maaf lupa kalau di atas pelampung kita" ujarku.
Orang tua ku rayan dan siska pun tersenyum melihatku sudah kembali bahagia.

"Bentar kamu tutup mata dulu aku masih ada kejutan lagi untukmu, yang udah aku siapkan sejak kemarin  " ujar ian
"Baiklah" ujarku.
Ku tutup mata bulatku perlahan. Ian membuka kotak merah kecil di angkatnya sebuah kalung hati. Di pakaikan perlahan kalung itu di leherku.
dengan memegang kalung yang terpasang di leherku.
"Ini ??" Belum sempat aku meneruskan ucapanku di tutup mulutku dengan jari kelingkingnya.
"Udah jangan bicara dulu, sekarang kamu buka mata" ujar ian
Ku buka perlahan mataku, ku raba kalung yang terpasang di leherku. Ku lihat kalung berlian putih. "Bagus banget makasih ian", ujarku
entah kenapa air mata kebahagiaan ku menetes mengiringi kebahagiaan kecilku bersama ian ini.
Di usap perlahan air mata di pipiku dengan ke dua tangannya, dengan berkata " kamu kenapa nangis,   harusnya kamu bahagia melihat ini semua. Kali ini ikatan pertunangan kita benar resmi. setelah kuliah aku akan menikah denganmu. Kamu masih setia menungguku sampai selesai kuliah nanti kan?? kita akan terhalang jarak waktu 5 tahun lagi untuk menikah nanti" di peluk perlahan tubuhku.
Ku lepaskan perlahan pelukannya, " seandainya 5 tahun ke depan kita gak pernah bertemu sama sekali dan kita juga tidak pernah berhubungan lagi apa kamu masih setia dengan janjimu" 

" kita tak pernah bertemu selama 10 tahun pun aku masih setia menunggumu teman masa kecilku. Hanya 5 tahun bukan suatu yang sulit untukku. Yang penting kita saling percaya satu sama lain . Jangan sampai kita terbuai godaan dari keindahan lain" ujar ian padaku.

"Iya pasti itu, maafin aku soal tadi ian " ujarku yang masih meneteskan air mata.
" udah, gak perlu kamu buang air matamu percuma  sekarang kita nikmati semua ini jangan ada pikiran tentang tadi lagi.simpan saja air matamu ini" ujar ian
Sampai larut malam kita semua menikmati acara ini mamaku yang ternyata sudah persiapkan makanan spesial dari tadi. Di letakkan di meja di luar taman rumahku dengan pemandangan langit yang indah. rumput  dan bunga yang mengelilingi taman.
Kita semua menikmati pesta kecil di rumahku. Dia akhirinya pesta kecilku dan ian dengan makan bersama di taman dengan pemandangan malam yang indah. Acara yang begitu mendadak namun begitu bahagia.
Malam yang begitu indah sudah terlewatkan. Ku sambut pagi dengan senyuman ku lihat sinar matahari yang mulai menyorot ke kamarku. Teringat di otakku.kejadian malam tadi yang membuatku seperti mimpi.
Hari ini hari sekolah ku terakhir, hari libur sekolah sudah mulai di depan mata.
Ku beranjak dari kamar tidurku. Ku lihat siska yang masih tidur ter balut selimut tebal di sampingkku. Mulai terlintas di otakku terfikir saat nanti aku harus pergi ninggalin kota ini.
"Saat pergi nanti apa aku bisa seperti ini lagi. Apa aku bisa berpisah dengan 2 orang yang paling aku sayang. siska dan ian apa sanggup aku pergi tanpa mereka nanti" (dalam hati)
Ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Tanpa membangunkan siska yang masih tertidur pulas.

~○~
10 menit kemudian. Ku buka pintu kamar mandi, berjalan keluar dengan rambut yang masih basah.ku lihat siska yang masih terbaring pulas di ranjangku.

"Ka ada rayan, cepat bangun" ujarku
Siska pun beranjak dari kamar tidur dengan mata yang masih mengantuk. Dengan nada panik mencari rayan " dimana rayan? Dimana? "
Aku menahan tawa melihat tingkahnya yang begitu konyol." Gak ada" ujarku .
Dengan muka cemberut bibir mungilnya di tekuk
" keyla awas ya kamu"  siska.
" salah siapa udah Tau sinar matahari udah muncul malah tidur pulas gitu. Kamu mau ketemu rayan gak nanti buruan mandi. Keburu telat sekolah, hari ini kan hari terakhir sekolah mulai besok kita libur panjang" ujarku mendorong punggung siska dengan ke dua tanganku menuju kamar mandi.

Siska menekuk mukanya, menahan tangis sambil berkata," tapi apa kamu juga jadi pergi key, apa gak bisa di batalin rencanamu"
Ku pegang pundak siska, " udah jangan sedih meski kita jauh aku gak akan pernah lupa sama sahabat terbaikku. Lagian kamu juga kan mau nyusul aku nanti kuliah disana. Entah nanti aku pergi ke new york atau landon aku akan selalu kabari kamu" keyla.

Siska berjalan mendekat memelukku erat.
"Kamu harus selalu ingat aku ya, jangan cari sahabat lain. Pasti gak ada sahabat sebaik aku nanti" siska.
Ku lepaskan pelukan siska perlahan." udah buruan mandi, aku tunggu di ruang makan" keyla.
" baiklah" ujar siska yang mulai menutup pintu kamar mandi.
Ku Beranjak turun menuju ruang makan.

~○~
Ku berjalan perlahan menuju meja makan, terlihat berbagai macam makanan, buah buahan dan dua gelas susu juga sudah tersedia di meja. Ku tarik ke belakang kursi di sampingku. Ku buka piring yang tengkurap di depanku, dan mulai ku ambil posisi duduk senyaman mungkin.

"Bi orang tuaku apa udah berangkat kerja" tanya keyla
" udah non baru aja berangkat, sepertinya buru buru. Nyonya dan tuan juga belom sempat makan" jawab pelayan keyla
" ya udah bi, aya bi nanti kalau aku pergi jaga siska ya biar dia tinggal di sini sama bibi samapi lulus sekolah nanti."
" emangnya non mau kemana, apa non juga ikut tuan ke landon" tanya pelayan
" iya bi.Jaga rahasia ya jangan beri tau ian kalau dia maen kesini". Ujarku
" baik non, kalau gitu bibik pergi dulu" jawab pelayan keyla.
" baik tolong panggilkan siska dulu bi di kamar suruh cepat turun". Ujarku

○ 20 menit kemudian
Siska terburu buru turun menuju ke meja makan.
"Ayo berangkat sudah telat nii" ujar siska
" kamu makan dulu, atau kamu bawa bekal buwat kamu nanti" ujarku
" gak usah ayo berangkat" jawab siska. di tarik tangan kiriku.
" bii yolong cepat bikin bekal 1 buat siska" ujarku dengan nada teriak.
" baik non" ujar pelayan keyla
"Udah kamu minum ni susu dulu. Udah di siapin sama bibi kamu harus minum"  ujarku.
" baiklah" siska

Di ambil gelas yang ada di meja, di minum perlahan hingga sisa setetes susu di gelas. Di letakkan kembali gelas letaknya semula. Dan mulai beranjak pergi.
" udah selesai ayo berangkat" siska
" baiklah" ujarku berjalan mengikuti siska.
Ku ambil mobil di garasi.
Terlihat pelayanku berlari ke arahku." Non bekalnya " teriak pelayan keyla.
" oya bi. Makasih ya" ujarku.
"Ni bawa buwat kamu entar"
Ku langkahkan kaki masuk ke dalam mobilku. Perlahan tancap gas pergi keluar dari dari rumah.
" semoga kita gak telat nanti" ujarku

~○~
Prov ian
"Apa keyla dan siska masih tidur jam siegini belum berangkat juga. Apa ku coba telfon dia aja"
Ku ambil hp di saku. Mencari nama keyla di hp mencoba memanggil. " kenapa gak di angkat juga. Yadah lah mungkin dia di jalan" ujarku.
"Ian kamu gak tau mertuamu di sekolahan tu di ruang kepala sekolah" ujar gian berjalan menuju tempatku berdiri di depan pintu kelasku.
" emangnya ada apa" ujarku dengan nada panik.
telitas di fikiranku keadaan keyla. (Dalam hati)" apa terjadi sesuatu sama keyla"
" lebih baik kamu ke sana sekarang" ujar gian
Tanpa menjawab ku langsung berlari menuju ke ruang kepala sekolah.
" kamu mau kemana, kenapa panik gitu " tanya rayan yang melihatku lari.
" ech kamu apa terjadi sesuatu sama keyla, kenapa orang tuanya ke ruang kepala sekolah".
Tanyaku
Rayan hanya tersenyum tipis melihatku.
" kamu terlalu kawatir banget sama keyla, siska bilang dia lagi di jalan sekarang sama keyla.kamu tenang aja jangan terlalu kawatir" . Ujar rayan
" terus orang tua keyla kesini ada apa" ujarku.
"Lebih baik kita kesana cari tau" jawab rayan
Kita pun berjalan menuju ruang kepala sekolah.



To Be Continue

Cinta pertama chapter 25

Ku yang duduk sendiri berfikir tentang nasehat mama tadi mungkin benar kata mamaku. Sekarang aku harus memutuskan Keputusan apa yang akan ku ambil apa aku harus menyerah atau tetap bertahan atau mungkin aku akan pergi ke landon agar aku bisa menguji seberapa besar cinta ian ke aku menantiku kembali nanti.


Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.
" key kamu masih belum tidur ternyata?"tanya siska padaku.
" aku lagi bingung ka mikirin apa aku harus ke landon habis liburan nati atau aku nunggu lulus sekolah dulu. Aku ingin tau nanti seberapa besar cinta ian padaku.apa dia masih setia padaku jika kita bertahun tahun gak bertemu apa lagi sekarang dia semakin dekat dengan sheila" ujarku pada siska yang masih berdiri di depan cermin mengeringkan rambut panjangnya yang basah.
" lebih baik kamu sini dulu keringkan rambutmu masih basah gitu. Habis tu aku akan bantu kamu cari solusinya" jawab siska.

ku yang semula duduk di ranjang, Ku langkahkan kakiku pergi ke arah siska berdiri. Siska yang melirik ke arahku mencoba jail padaku,Wajah yang semula serius kini berubah menjadi canda tawa.
"Oya key kalau menurutku meski aku harus berat berpisah denganmu nanti, lebih baik kamu pergi ke landon lagian kamu juga bisa refresing di sana hilangin semua masalahmu di sini. Kamu juga bisa bertemu brayen disana" ujar siska padaku.. di dekatkan mukanya ke mukaku dengan menyentuh daguku.
" apa sih key. Kenapa jadi bahas brayen " ujarku dengan bibir di tekuk ku palingksn wajahku
" tapi kamu baik baik saja kan kalau aku sama brayen. Bukanya kamu dulu juga pernah dekat sama dia" tanyaku dengan tersenyum jail ke arah muka siska.
" key kamu ini ya, udah lebih baik sekarang kita tidur.perlu di kompres gak tu otak kamu biar agak mendingan. Gak bicara asal aja" ujar sika padaku dengan tersenyum jail ke arahku. Ku ambil handuk kecil ku taruh di baskom air. Ku ambil handuknya dan taruh di kening siska, " mending aku yang ngompres otak kamu deh biar sehat" ujarku tersenyum padanya. Siska sontak berdiri dari tempat dia duduk.
" udah udah lebih baik kita tidur yuk key, besok kan sekolah terakhir kita dan saat saat liburan pun akan tiba" dengan senyum gembira siska pun berbaring di sebelahku.
" ya udah kamu tidur aja dulu ka, bentar lagi aku nyusul kamu tidur" ujarku

" baiklah terserah kamu aja deh key" ujar siska padaku.di tariknya selimut di kakinya, mulai di matikan lampu kamar disebelahnya.
Aku yang masih duduk termenung memikirkan hal tadi. Mulai ku beranjak dari tempat tidur, berjalan menuju balkon kamarku. Ku buka pelan pintu agar tak terdengar siska yang sudah tidur pulas.
Terlihat pemandangan kota yang begitu indah dari atas kamarku. Mataku tertuju di sudut taman rumahku. Terlihat seseorang mencurigakan masuk ke taman rumahku.
Tanpa ragu Ku pun berlari turun ke bawah mencari tau siapa malam malam seperti ini datang ke rumahku, dengan berjalan mengendap endap ku lewati taman depan rumahku.

Terlihat sepi gak ada siapa siapa. "Tadi siapa yang lewat ya menuju ke sini. Ku coba ke belakang rumah mungkin dia bersembunyi di belakang rumahku"Ujarku (dalam hati)

Ku telusuri setiap sudut halaman rumahku hingga ke belakang rumah. Entah kenapa jadi gelap sekali gak ada apa gak di nyalain si lampu di sini gak bawa senter lagi.
Tak berapa lama terlihat cahaya kecil di tengah kolam. " sepertinya itu cahaya lilin, siapa yang nyalain lilin itu" ujarku dalam hati.

Ku yang berdiri di sudut halaman belakang rumah, berjalan mendekat ke arah taman. Aku pun terkejut tiba tiba cahaya lilit itu berubah seketika menjadi terang berbentuk love. Ku coba menoleh ke kanan dan ke kiri tak ada satu orang pun semua masih gelap kecuali cahaya lilin di kolam renang itu.
Tiba tiba ke dua tangan lembut menutup ke dua mataku. Ku pegang tangan itu, seperti aku pernah mengenal tangan ini. " Kamu siapa?" Tanyaku
Ku lepaskan perlahan tangan lembutnya, ku tolehkan kepalaku betapa terkejutnya aku melihat ian berdiri di belakangku. Lampu yang semula mati kini menyala kembali.taburan bunga tepat di tempatku berdiri. Berbentuk love dengan tulisan di bawahnya,Bertuliskan i love you keyla. Membuatku semakin terkejut di lihatnya sejak kapan dia nyiapin semua ini. "Bukanya dia tadi sama sheila "( dalam hati)

" ian kamu kenapa ada disini" tanyaku dengan raut wajah tak percaya ian ada di sini.
"Aku mau kasih kejutan . Ini buwat kamu" jawab ian, di sodorkan bunga mawar merah ke arahku.
Aku yang semula masih menyimpan amarah seakan luntur sementara.
" sejak kapan kamu nyiapin ini semua, dan bukanya tadi kamu sama sheila pulangnya" tanyaku . Ian hanya tersenyum kepadaku, tanpa menjawab sepatah kata.
Terdengar suara langkah kaki menuju ke tempatku dan ian.
" kita yang bantu ian siapin ini semua" ujar siska melangkah menuju ke arahku.
" bukanya kamu tadi tidur ka, dan mama papa rayan kalian juga masih belum tidur. Jadi kalian yang siapin ini semua" tanyaku dengan senyum tak percaya melihat kenyataan ini.
Mereka semua hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.
"Dan bukanya kamu tadi sama aku terus ka di kamar" tanyaku
" kan aku jaga kamu biar kamu gak ketahuan, sebenarnya tadi ian sudah kirim pesan ke aku. Saat aku melihat kamu berlari ke bawah aku udah kasih kode ke dia" ujar siska
Aku yang masih gak percaya ini nyata memcoba memastikan.
" apa aku sekarang sedang mimpi" ujarku (dalam hati) ku cubit tangan kananku.
"Aw.. sakit".
"Kamu kenapa key" tanya ian penuh kawatir
" gak apa ku kira ini semua cuma mimpi, ternyata ini memang benar nyata" jawabku.
"Bukanya kamu alergi bunga, tapi kenapa kamu gak papa menyentuh bunga"tanyaku
" demi kamu ku coba lawan alergiku, untuk nyiapin ini semua. Aku gak mau kamu terus marah dan salah paham padaku hari ini ku coba siapin ini semua sambil perlahan aku akan jelasin semua".
"Sekarang kamu ikut aku ke tengah kolam aku ada sesuatu yang mau aku tunjukin ke kamu" ujar ian padaku.


NOVEL ROMANTIS